Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) sukses menggelar Rapat Kerja Nasional Tahun 2020 di Hotel Panisula, Jakarta 28/1.
Rakernas diikuti oleh 34 Pengurus Propinsi (Pengprov) Taekwondo se-Indonesia. Selain Pengurus Propinsi, Rakernas kali ini juga istimewa karena dihadiri oleh para senior dan para mantan dewan guru serta sejumlah narasumber dari kemenpora, KONI, Bapenas dan Kementrian Keuangan.
Menurut Ketua Umum PBTI Letjen TNI (Purn) H. Thamrin Marzuki, pelaksanaan Rakernas ini telah sesuai dengan Pasal 22 dan Pasal 26 Anggaran Dasar, bahwa rapat kerja nasional ini wajib diselenggarakan minimal dalam satu kali masa kepengurusan. Namun, menurutnya tidak menutup kemungkinan karena melihat perspektif kebutuhan dan komunikasi organisasi, maka penting rasanya jika memungkinkan Rakernas menjadi agenda rutin setiap tahun.
“ Saya melihat begitu tinggi dan cepatnya dinamika dan perkembangan olahraga ini, yang membutuhkan kerjasama dan komitmen serta adjustment bersama antara PBTI dengan Pengprov terkait dengan kebijakan dan program kerja yang dijalankan PBTI - yang tentunya, semuanya itu tidak akan efektif dilaksanakan, jika tidak mendapat support dari para pengurus propinsi diseluruh Indonesia. Dan jika dibutuhkan untuk menjawab tantangan tersebut dibutuhkan sinergi program dan evaluasi yang terencana, berjenjang dan kontinyu, mungkin saja Rakernas kita lakukan setiap tahun. Tegas Bapak Thamrin Marzuki ketika membacakan amanah sambutannya saat membuka Rakernas”.
Ditambahkan Ketua Umum PBTI, selain pentingnya Rakernas sebagai bagian dari amanah yang disematkan kepada PBTI dalam rangka menginformasikan, sekaligus mensosialisasikan program kerja agar sinergis dengan program kerja Pengprov TI, Rakernas juga penting sebagai evaluasi terhadap hasil pencapaian program kerja yang telah dijalankan di dalam satu masa kepengurusan.
Oleh karenanya, menurut Ketua Umum PBTI, momentum rakernas ini menjadi sangat bermakna karena nantinya dapat dijadikan sebagai acuan strategis antara PBTI dan Pengurus Propinsi yang membutuhkan persepsi yang sama dalam memandang arah, prioritas tantangan program pembinaan dan pengembangan prestasi taekwondo Indonesia sesuai dengan amanah musyawarah nasional yang diagendakan kepada kepengurusan ini. Dengan begitu, menurutnya hasil Rakernas ini, akan menjadi bagian dari perjalanan tata kelola organisasi dalam rangka menjaga komitmen soliditas dan sinergi organisasi antara PBTI dengan seluruh Pengprov TI.
“ Saya berharap melalui Rakernas kali ini, sinergitas dan kolaborasi konstruktif tersebut, dapat terus terjaga dengan baik, guna mewujudkan peningkatan eksistensi, reputasi dan utamanya prestasi taekwondo Indonesia dalam masa kepengurusan PBTI di periode 2019 – 2023 ini” Terang Bapak Thamrin.
Salah satu rangkaian pelaksanaan Rakernas TI Tahun 2020 ini adalah hadirnya beberapa narasumber yang mewakili institusi, yakni Direktur Keluarga, perempuan, anak pemuda dan olahraga Bapenas. Ibu Woro Siiti Nastuti, ST, MIDS, Deputi Bidang Peningktan prestasi Kemenpora Drs. Chandra Bhakti, MSi, Staf Ahli KONI Bidang Bela diri, Drs. Syamsudin Burhani, dan KAsubdit Anggaran Bidang Pendidikan dan Kepemudaan (PMK) Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, yang disampaikan oleh Drs. Sudadi, MM dan Syahrul, SE, MSi.
Menurut Ketua Pelaksana, Kolonel Inf. Ruminta, kehadiran seluruh narasumber tersebut tujuannya adalah agar peserta Rakernas mendapat pembekalan berupa pengetahuan, sekaligus masukan mengenai arah dan sasaran program pemerintah. Khususnya terkait dengan prestasi olahraga dan kebutuhan serta tata kelola anggaran yang dilaksanakan oleh setiap cabang olahraga.
“ Dengan hadirnya institusi atau lembaga pemerintah tadi, diharapkan PBTI dan Pengprov di seluruh Indonesia memiliki pandangan yang integratif mengenai komitmen stakeholders (Kemenpora, Bapenas, KONI dan Kemenkeu) itu dalam memberikan arah dan tugas kepada kita selaku pengurus. Utamanya agar kita mampu merumuskan dan mengimplementasikan arah dan target pembinaan, pengembangan dan prestasi olahraga (dalam hal ini cabor taekwondo) sesuai dengan prinsip dan tata kelola organisasi. Yakni akuntabel dan professional, efektif dan efisien serta sesuai dengan format garis kebijakan pemerintah dan induk organisasi olahraga.”
Terbukti penjelasan mereka, mendapat antusiasme tinggi yang akhirnya memberikan kepada peserta selain pengetahuan, juga masukan termasuk rekomendasi terhadap berbagai permasalahan yang selama ini terjadi dan menjadi problem krusial dalam pengelolaan olahraga. Tidak terkecuali yang dialami oleh pengurus cabor taekwondo di pusat maupun di daerah.
Dalam Rakernas, juga dipaparkan hasil program dan rencana masing-masing bidang kedepan. Yakni Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres), Bidang Organisasi, dan bidang Pendidikan, Latihan, Penelitian dan Pengembangan (Diklatbang). Dari hasil paparan tersebut, secara konstruktif, banyak respons, masukan dan hasil evaluasi yang menjadi komitmen bersama antara PBTI dan Pengprov TI yang akan menjadi acuan dalam pelaksanaan program kedepan.
Rakernas kali ini juga menjadi lengkap setelah secara khusus Ketua Umum KONI, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman ikut hadir dan memberikan pembekalan singkat kepada seluruh peserta. Seperti diketahui, Bapak Marciano Norman sebelum menjabat sebagai Ketua Umum KONI, beliau adalah ketua Umum PBTI dua periode, yakni periode 2011 – 2015 dan 2015 – 2019.
Salah satu amanah penting yang diberikan oleh Ketua Umum KONI adalah beliau meminta seluruh elemen pengurus, baik di Pusat dan seluruh daerah untuk menjaga soliditas organisasi. Hal tersebut mendapat penekanan penting karena menurutnya, tantangan mengelola organisasi dengan dinamika yang begitu tinggi tidaklah mudah. Menurutnya, dibutuhkan konsistensi, keterpaduan dan soliditas antar pengurus. Tanpa hal itu, menurutnya sulit taekwondo Indonesia bisa memproduksi sumber daya atlet yang maksimal dan berkualitas dalam jangka panjang.
Rakernas ditutup oleh Ketua Umum PBTI. Selain memberikan penekanan terkait hasil yang dicapai dalam Rakernas, Ketua Umum PBTI juga mengapresiasi atas berbagai pemikiran dan partisipasi kehadiran para pengurus propinsi di acara ini. Dirinya berharap semoga budaya konstruktivitas berorganisasi yang berisi saling mengevaluasi terus terjalin dan menjadi sinergi yang baik antara PBTI dengan Pengurus Propinsi di seluruh Indonesia.
Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) melaksanakan seleksi atlet nasional (seleknas) untuk mengikuti ajang kualifikasi olimpiade yang akan berlangsung di China 10 - 12 April 2020 mendatang. Seleknas dilaksanakan di GOR POPKI Cibubur Jakarta Timur (19/1) yang diikuti sebanyak 21 atlet dari berbagai daerah, yaitu : Muhammad Bassam Raihan (DKI Jakarta), Khaerullah (Jawa Barat), Farel Patra Syafullah (Jambi), Sonifacius Angky (Maluku), Jalu Aruna K (Jawa Timur), Marstio Embran (Sumatra Barat), Ilham Ramadhan (Kalimantan Utara), Dewa Gede Tri Dharmadita (Bali), Ibrahim Zarman (Riau), Adam Yazid Ferdiyan (Jawa Barat), Muhammad Rizaldi (Jawa Barat), Chaerul Adzam (Kalimantan Utara), Kenny Rafael (DKI Jakarta), Mariska Halinda (Kalimantan Timur), Megawati Tamesti Mahesuci (Jawa Barat), Diaputri Ananda Lubay (DKI Jakarta), Aqila Aulia Ramadhani (Jawa Barat), Novrika Kusuma Ramadhanti (Banten), Jihan Lutfhi Angely (Banten), Putu Desya Srinadi Putri (Bali) dan Azhari Rieska Ramadhanti (Banten).
Seleknas dilakukan dengan sistem setengah kompetisi yang memaksa seluruh atlet dikelas yang sama untuk saling bertemu (bertarung). Sebelum digelarnya seleknas, beberapa hari sebelumnya para atlet juga telah melaksanakan serangkaian test yang menjadi bagian integral dari syarat penilaian akhir seleknas ini. Serangkaian test tersebut meliputi psikotest, physical test, dan tes kesehatan.
Menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBTI, Yefi Triaji, Pemanggilan para atlet untuk mengikuti seleknas tersebut didasari atas kriteria pencapaian prestasi atlet yang bersangkutan.
“Secara spesifik mereka yang mengikuti seleknas selain merupakan atlet pelatnas, mereka adalah peraih emas dan perak di kejurnas 2017 dan pra PON 2019 yang lalu. Selain itu, keputusan pemanggilan juga berdasarkan hasil pemantauan dan analisis tim talent scouting yang merekomendasikan hasil identifikasi bakat dan prestasi atlet di kejuaraan-kejuaraan taekwondo kepada bidang pembinaan prestasi PBTI.” Ujar Yefi.
Seleknas kali ini disaksikan langsung oleh Ketua Umum PBTI Letjen TNI (Purn) H. M. Thamrin Marzuki, wakil Ketua Umum I Irjen Pol (Purn) Drs. Syafrizal Achyar, MM, Waketum II Brigjen TNI (Purn) H. Noor Fadjari, ST dan beserta seluruh jajaran pengurus lainnya. Dalam amanahnya, beliau menyampaikan bahwa para atlet yang mengikuti seleknas adalah mereka yang terbaik dari daerahnya masing-masing. Menurutnya, PBTI memiliki parameter sesuai standard untuk menentukan kelayakan para atlet yang akan mengikuti kualifikasi olimpiade.
“Dengan sistem seleknas yang obyektif, transparan dan kompetitif ini, diharapkan terpilih atlet yang akan lolos kualifikasi dan selanjutnya bisa mewakili Indonesia di pentas olimpiade Tokyo 2020 nanti. Untuk itu, kami minta seluruh atlet menunjukkan kapasitas terbaiknya dengan penuh semangat dan mengeluarkan kemampuan maksimalnya agar bisa terpilih mewakili daerah, dan selanjutnya mengikuti serangkaian pemusatan latihan nasional (pelatnas) guna persiapan mewakili tim nasional taekwondo Indonesia menuju ajang kejuaraan kualifikasi olimpiade nanti.” Pesan Bapak Thamrin Marzuki kepada seluruh atlet.
Dari hasil seleknas kali ini, PBTI memutuskan delapan atlet dari empat kelas (dua kelas putra dan dua kelas putri) untuk mengikuti pelatnas menuju persiapan kualifikasi olimpiade. Keputusan memilih delapan atlet tersebut dipaparkan dan didiskusikan langsung dihadapan Ketua Umum PBTI, wakil ketua Umum PBTI, Binpres, Komisi Iptek dan Sport Science Dr. Bagus Sulistyo, Sp.Kj.M.Kes, tim Talent Scouting, pelatih Pelatnas dan Konsultan Teknis Pelatnas Mr. Oh Il Nam. Hasil penilaian dilakukan sesuai dengan validitas dan fakta hasil evaluasi tim mengenai kelayakan atlet yang didasarkan atas hasil pertandingan (seleknas), hasil penilaian intelegensia berdasarkan parameter psikotest dan hasil test kesehatan atlet.
Kedelapan atlet yang lolos seleknas tersebut adalah Mariska Halinda dan Aqila Aulia Ramadhani di kelas 49 kg putri, Jihan Luthfi Angely dan Putu Desya dikelas 57 Kg Putri, Muhammad Bassam dan Farel Patra dikelas 58 Kg Putra, Ibrahim Zarman dan Adam Yazid dikelas 68 Kg putra.
Dari delapan atlet terbaik yang lolos seleknas ini, nantinya akan dipilih empat atlet yang akan mengikuti kualifikasi olimpiade di China 10 – 12 April 2020 mendatang. Untuk menuju kualifikasi olimpiade tersebut, Kabid Binpres PBTI menjelaskan bahwa selanjutnya para atlet akan mengikuti rangkaian uji coba dalam bentuk try in dengan timnas Korea Selatan dan mengikuti kejuaraan Asia yang akan berlangsung di Libanon 5 – 7 Maret 2020.
Kabid Binpres PBTI, Yefi Triaji optimis, dengan melihat hasil seleknas kali ini, harapan taekwondo Indonesia untuk lolos kualifikasi olimpiade masih terbuka lebar. Untuk itu dirinya berharap rencana program yang sudah disusun dan dipersiapkan menuju kearah sana, dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Sebab dirinya menyadari bahwa seluruh pihak sangat berkepentingan untuk sinergis mensukseskan program atlet tersebut. Bukan cuma PBTI sebagai induk cabang olahraga, tapi juga ada instansi lain yang terlibat, khususnya kemenpora, KONI dan KOI.
Cabor taekwondo menyumbang 2 medali perak dan 8 perunggu di ajang Sea Games 2019 yang berlangsung di Ninoy Stadium kawasan Rizal Memorial Sport Complex. Dihari ketiga (9/12) cabor taekwondo meraih 2 medali perak yang disumbang oleh Reinaldy Atmanegara yang bertarung di kelas U 54 Kg putra dan Mariska Halinda yang tampil di kelas U – 53 Kg putri
Dengan demikian, selama 3 hari perhelatan Sea Games 2019, cabor taekwondo yang digelar dari tanggal 7 Desember 2019 lalu, total timnas taekwondo Indonesia berhasil meraih 2 perak dan 8 perunggu. Dihari pertama timnas meraih 5 medali perunggu di sumbang dari nomor poomsae (jurus) dan dihari kedua sebanyak 2 medali perunggu diraih di nomor kyorugi. Hari ini (9/12) timnas meraih 2 perak juga dari nomor kyorugi.
Di hari terakhir ini, Reinaldy Atmanegara tampil meyakinkan dengan mengalahkan lawan-lawannya dibabak penyisihan dengan skor cukup telak. Taekwondoin asal Jawa Tengah tersebut, di babak awal berhasil mengalahkan taekwondoin Kamboja Mean Sophor dengan skor 31 : 13. Dibabak selanjutnya Reynaldi mengalahkan taekwondoin asal Timor Leste dengan skor 32 : 5. Namun di final Reinaldy harus mengakui keunggulan taewondoin tuan rumah Filipina, Barbosa Kur dengan skor 26 : 10 dan harus puas dengan medali perak.
Mariska Halinda juga sukses mencapai final setelah dibabak penyisihan mengalahkan taekwondoin asal Myanmar dengan skor 30 : 3. Dibabak selanjutkan, Mariska berhasil menundukkan taekwondoin asal Filipna. Namun di final, Mariska gagal mempertahankan emas yang diraihnya di Sea Games Malaysia dua tahun lalu karena dikalahkan taekwondo asal Vietnam dengan skor 8 : 26.
Selain Reinaldy dan Mariska, di hari ketiga ini, sebenarnya Indonesia tampil dengan beberapa atlet kyorugi lainnya, namun semuanya gagal. Peraih medali emas Sea Games Malaysia 2017 lalu, Ibrahim Zarman yang tampil dikelas U – 63 Kg kg, gagal mempertahankan gelarnya. Padahal dibabak awal taekwondoin asal Riau tersebut lolos dengan mengalahkan taekwondoin asal Kamboja Chun Soklo dengan skor 16 : 13. Namun di babak selanjutnya Ibrahim harus kalah dari taekwondoin asal Vietnam dengan skor tipis 12 : 13.
Aqila Ramadhani di kelas U-49 Kg Putri yang berhadapan dengan taekwondoin Wongpanattanakit Fanipak juga gagal melangkah ke babak selanjutnya. Melawan taekwondo asal Thailand, Aqila gagal dengan skor cukup telak. Bahkan kegagalan aqila banyak mendapat tanda tanya besar sebab dirinya kalah tanpa satu point pun, yakni dengan skor 0 : 36. Selain Aqila, taekwondoin lainnya yakni Muhammad Bassam yang tampil di kelas U-58 Kg juga sebenarnya tampil luar biasa. Dibabak penyisihan, Basam berhasil mengalahkan taekwondoin asal Laos dengan skor telak 42 : 20, namun di babak selanjutnya dirinya gagal mengalahkan taekwondoin asal Singapura. Bassam kalah dengan skor 24 : 35 dan harus puas mendapatkan perunggu. Atlet lainnya, Ni kadek Prikasih yang tampil, di kelas U – 46 kg juga gagal di babak awal karena dikalahkan taekwondoin tuan rumah Grace Vero dengan skor 23 : 10.
Dengan hasil ini, berarti taekwondo Indonesia belum mampu mencapai target 2 emas. Dan hasil ini belum mampu dipertahankan dari Sea Games sebelumnya yang berlangsung di Malaysia 2017 lalu. Dimana saat itu, timnas Taekwondo Indonesia dapat meraih 2 emas, 3 perak dan 4 perunggu. Emas waktu itu diraih dinomor kyorugi atas nama atlet Mariska Halinda (U-53 Kg putri) dan Ibrahim Zarman (U-63 Kg putra). Perak direbut atas nama Maulana Haidir (poomsae perorangan putra), Dinggo Ardian Prasyogo (U-74 Kg putra) dan Shaleha Fitriana Yusuf (U-62 Kg putri). Sedangkan perunggu diraih oleh Reinaldy Atmanegara (U-54 Kg Putra), Dhean Titania Fazrin (U-62 Kg putri), Maulana Haidir, Abdurahman Wahyu, M. Alfi Kusuma (poomsae beregu putra) dan Defia Rosmaniar, Ruhil, Mutiara Habiba (poomsae beregu putri)
Terkait dengan hasil di Sea Games 2019 Manila ini, Manajer taekwondo Indonesia yang juga merupakan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Yefi Triaji mengatakan bahwa, timnas taekwondo Indonesia sudah berjuang dengan sekuat tenaga untuk meraih hasil terbaik. Dirinya tetap mengapresiasi perjuangan para atlet dan seluruh tim pendukung lainnya yang sejak awal membantu lancarnya seluruh proses perjuangan timnas taekwondo Indonesia hingga berakhirnya Sea Games 2019 ini.
Namun dirinya mengakui bahwa penampilan timnas taekwondo Indonesia memang banyak yang harus diperbaiki. Ada banyak faktor masalah, baik teknis maupun non teknis, dan secara komprehensif semuanya sudah kita identifikasi dan analisa secara obyektif untuk selanjutnya kita laporkan kepada Ketua Umum dan akan kita evaluasi dan tindaklanjuti hasilnya.
“Oleh karenanya, setelah Sea Games ini, kita akan segera melakukan evaluasi total. Berbagai masukan, saran bahkan kritik konstruktif akan PBTI akomodir untuk kemajuan prestasi taekwondo Indonesia kedepan.” Ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum PBTI Letjen TNI (Purn) H. Thamrin Marzuki mengucapkan selamat atas perjuangan seluruh tim yang sudah dengan penuh semangat mengeluarkan segala kemampuannya untuk mengharumkan nama bangsa dan negara.
“Kalah dan menang itu biasa, namun segala kekurangan wajib kita evaluasi untuk bekal kemajuan kita kedepan.” Terang Bapak Thamrin.
Sekembalinya ke tanah air, Ketua Umum akan segera meminta laporan dari manajer tim tentang segala aspek yang akan menjadi bahan evaluasi. Beliau juga berpesan secara khusus kepada para atlet yang baru kali ini tampil di Sea Games, dan masih minim pengalaman internasional, bahwasanya apa yang dicapai di Sea Games kali ini merupakan pengalaman berharga dan harus menjadi pelajaran berharga pula untuk makin meningkatkan potensi dan kemampuannya di masa depan.
Cabor Taekwondo Sea Games 2019, Manila Filipina, Indonesia menambah dua medali perunggu dari taekwondoin Rizky Anugrah Prasetyo yang bertanding di kelas Heavy yakni Over 87 kg dan Shaleha Yusuf yang bertanding di kelas U 62. Seperti yang sudah diduga sebelumnya bahwa kedua taekwondoin Indonesia tersebut terbuka peluangnya meraih medali karena jika menang di babak awal, di babak berikutnya dipastikan medali perunggu sudah dapat diraih karena langsung masuk di babak semifinal. Namun keduanya gagal menembus final karena kalah dari lawan-lawannya.
Rizky Anugrah Prasetyo dikalahkan oleh atlet Thailand Nattapat Tranmart dengan gap point atau skor cukup telak 22 : 5 dan atlet Thailand tersebut maju ke final. Di final Nattapat akhirnya meraih emas setelah mengalahkan taekwondoin tuan rumah Kristopher Uy dan harus puas dengan medali perak. Semenetara Saleha, dibabak awal sempat mengalahkan taekwondoin asal negara Malaysia Nurul Farah Alisa, namun dibabak semifinal dirinya kalah dari taekwondoin asal Kamboja, Cassie Tubbs dan harus puas dengan medali perunggu. Di kelas ini akhirnya emas diraih atlet asal Vietnam Pham Thj Thu Hien dengan mengalahkann atlet asal Kamboja yang mengalahkan Saleha, Cassie Tubbs dan dirinya harus puas dengan medali perak.
Taekwondoin Indonesia lainnya, Dinggo Ardian Prasbowo yang tampil di kelas Under 74 Kg putra gagal mempersembahkan medali karena kalah dari atlet tuan rumah Filipina Dave Cea yang akhirnya meraih emas di kelas ini dengan skor cukup telah 23 – 9 setelah mengalahkan atlet asal Thailand Nutthawee Klompong. Atlet Thailand itu sendiri harus puas dengan medali perak. Medali perunggu di kategori ini akhirnya direbut oleh Muhammad Syafiq Zuber dari Malaysia.
Pelatih timnas taekwondo Indonesia Sun Jae Lee, mengatakan bahwa para atlet sudah bertanding dengan segenap kemampuannya. Namun memang lawan lebih baik penampilannya dari tim kita. Ia tidak mau menjelaskan secara teknis kelemahan timnas, namun dirinya sudah menganalisis hasil pertandingan tersebut sebagai bahan evaluasi nanti, dari soal teknik, fisik dan pengalaman bertanding sampai strategi antara lain soal timming, blocking dan lain-lain.
Sementara itu, wasit Internasional asal Indonesia (International Referee) yang bertugas di Sea Games 2019 ini, GM Ina Febriana Sari yang juga menyaksikan jalannya pertandingan cabor taekwondo hari kedua yang mempertandingkan kategori kyorugi ini mengatakan bahwa timnas taekwondo Indonesia sudah berjuang dan melakukan yang terbaik. Tapi memang menurutnya perkembangan atlet-atlet di wilayah Asia Tenggara perkembangannya sangat pesat. Baik dari segi kemampuan tekniknya maupun ketahanan fisiknya.
“Secara teknik, timnas taekwondo Indonesia sudah sangat baik. Tapi memang faktor fisik tidak bisa dipungkiri sangat mempengaruhi jalannya pertandingan.” Terang Ina
Selain itu menurutnya, atlet yang berlaga di Sea Games ini rata-rata masih merupakan atlet-atlet senior di negaranya, dan Indonesia mengirimkan atlet yang memang disiapkan untuk jangka panjang. Jam terbang internasional mereka belum banyak dan sangat terlihat dari penampilannya yang tidak keluar maksimal karena faktor mentalitas dan kepercayaan diri mengatasi atmosfir pertandingan. Menurut Ina, faktor inilah yang harus segera diperbaiki dan dirinya yakin pelatih sudah mengetahui faktor ini sebagai salah satu sebab belum berhasilnya para atlet kita. Namun dirinya yakin, khususnya Rizki dan Saleha, mereka potensial untuk terus berkembang sebagai atlet yang bagus.
Dengan tambahan 2 perunggu di kategori kyorugi (tarung) ini, untuk sementara sampai dengan hari kedua, timnas taekwondo Indonesia sudah mengumpulkan 7 medali perunggu. Sebelumnya di hari pertama 5 perunggu diraih taekwondo Indonesia di nomor Poomsae (Jurus).
Besok akan bertanding Ibrahim Zarman yang tampil di kelas U – 63 Kg. Ibrahim akan berhadapan dengan atlet asal Kamboja Chuun Soklong. Selain Ibrahim, akan bertarung Ni kadek Prikasih, di kelas U – 46. Ni kadek akan menghadapi atlet asal Filiphina, Reinaldy Atmanegara di kelas U 54 Kg, Aqila Ramadhani di kelas U 49 Kg Putri yang akan berhadapan dengan atlet asal Thailand Wongpanattanakit Fanipak. Jika Aqila menang, maka dipastikan perunggu sudah dapat diraih karena langsung berada di Semifinal. Sementara itu peluang besar untuk meraih medali juga berada pada atlet Mariska Halinda yang bertarung dikelas U 53 Kg putri, Dirinya akan berhadapan dengan taekwondoin asal Myanmar Kyaw Su Myat Sandi.
Hari Pertama Cabor Taekwondo Sea Games Manila 2019, Timnas Taekwondo Sumbang Lima Perunggu di nomor Poomsae (Jurus)
07 Des 2019Hari pertama cabor taekwondo Sea Games 2019, Manila Filipina, timnas taekwondo Indonesia meraih 5 medali perunggu di nomor poomsae (jurus). Bertanding di Ninoy Aquino Stadium, kawasan Rizal Memorial Sport Complex, kelima perunggu tersebut diraih oleh Rahmania Gunawan Putri di kategori Individual putri. Emas di kategori ini diraih oleh atlet tuan rumah Filipina Ninobla Jocel Lyn , dan perak di rebut oleh atlet asal Thailand Srisahakit Ornawee.
Perunggu kedua diraih dari kategori Recognize poomsae mix pair atas nama I Kadek Dwipayana dan Defia Rosmaniar. Di kategori ini emas diraih pasangan dari Malaysia dan perak diraih pasangan tuan rumah Perunggu ketiga diraih dari kategori Recognize poomsae team putri atas nama Defia Rosmaniar, Ruhil dan Rahmania Gunawan Putri. Di kategori tersebut emas di raih oleh tim Thailand dan perak diraih oleh tim tuan rumah. Medali perunggu ke empat di rebut dari kategori Freestyle Poomsae Individual putra atas nama Wawan Saputra. Wawan kalah dari atlet tuan rumah yang meraih emas Domigues Jeordan, dan medali perak diraih oleh atlet asal Vietnam Nguyen Ngoc Minhy. Adapun medali perunggu kelima di raih di kategori Freestyle Poomsae Mixed Team yang terdiri dari Wawan Saputra, Abdul Rahman Darwin, Muhammad Ibnu, Melinda Evelyna dan Ruhil. Emas di kategori ini direbut oleh atlet asal Myanmar dan perak diraih atlet asal Philipina.
Raihan 5 medali perunggu ini menandai paceklik emas di nomor poomsae sejak Sea Games 2011 di Jakarta. Sejak saat itu di perhelatan Sea Games, baik di Myanmar, Singapura dan di Malaysia, timnas taekwondo poomsae, praktis tidak pernah lagi merebut emas.
Menurut pelatih Poomsae Indonesia, Maulana Haidir, dirinya mengapresiasi perjuangan para atlet. Raihan 5 medali perunggu yang disumbangkan oleh timnas taekwondo adalah pencapaian maksimal, walaupun menurutnya ada yang diluar ekspektasi. Beberapa nomor memang diakuinya sangat ketat dan kompetitif. Walaupun dalam latihan timnas bisa lebih baik dari penampilannya saat bertanding, akan tetapi diakuinya faktor pengalaman menjadi catatan penting dari hasil yang dicapai
“Seperti diketahui, sebagiaan besar atlet poomsae kita adalah muka baru. Dan harus diakui penampilan tim kita sudah bagus, Cuma faktor non teknis yang menyebabkan tidak tercapainya target yang diinginkan. Padahal setidaknya kita bisa merebut satu medali emas di nomor ini.” Ujar Maulana.
Selain itu, menurut Maulana, harus diakui memang seperti dugaan para praktisi taekwondo Indonesia sebelumnya, bahwa untuk kategori poomsae memang sulit untuk menembus emas, karena menurutnya, selain kesiapan fisik, mental dan pengalaman bertanding, faktor non teknis yang kerap menjadi kontroversi di setiap Sea Games diakuinya terus terjadi. Sea Games kali ini dirinya melihat dari perspektifnya bahwa Wawan Saputra, yang tampil di kategori individual free style, layak mendapatkan emas. Namun apa daya penilaian wasit di kategori memang mutlak harus dihormatinya.
“Walaupun secara kualitatif kita bisa menilai hasil presentasi para atlet, namun hasilnya, tetap diluar ekspektasi. Apalagi berkaitan dengan masalah tuan rumah, memang sulit menembus faktor itu.” Terang Maulana.
Namun Maulana (biasa disapa Nana) mengakui bahwa faktor tuan rumah hanyalah sebagian dari problem yang harus di evaluasi dari atlet kita. Intinya adalah para atlet harus mampu tampil sempurna, bukan cuma fisik dan teknis, tapi juga mental. Oleh karenanya, setelah ini dirinya akan melakukan telaah dan analisis terkait pencapaian hasil di Sea Games ini, agar kedepan menjadi lebih baik.
Hari ini hingga esok hari 8 – 9 Desember, Nomor Kyorugi (Tarung) di pertandingkan. Di nomor ini timnas taekwondo Indonesia berharap ada hasil maksimal berupa raihan emas khususnya dari juara bertahan, yakni Mariska Halinda, Ibrahim Zarman dan Reinaldy Atmanegara.
Hari ini (8/12) akan tampil Dinggo Ardian Prasbowo di kelas Under 74 Kg putra, Rizky Anugrah Prasetyo di kelas Heavy yakni Over 87 kg. Akan tampil pula Shaleha Yusuf di kelas U 62 yang akan bertarung melawan atlet asal Malaysia yang bernama Nurul Farah Alisa. JIka Shaleha lolos menghadapi atlet asal Malaysia tersebut, maka yang bersangkutran langsung masuk babak Semifinal. Di tanggal yang sama atlet yang bernama Rizky Prasetyo juga akan tampil di kelas Over 87 Kg. Peluang Rizki juga sangat besar karena pertarungan keduanya sudah berada langsung di fase semifinal.
Esoknya (9/12), akan bertanding Ibrahim Zarman yang tampil di kelas U – 63 Kg. Ibrahim akan berhadapan dengan atlet asal Kamboja Chuun Soklong. Selain Ibrahim, akan bertarung Ni kadek Prikasih, di kelas U – 46. Ni kadek akan menghadapi atlet asal Filiphina, Reinaldy Atmanegara di kelas U 54 Kg, Aqila Ramadhani di kelas U 49 Kg Putri yang akan berhadapan dengan atlet asal Thailand Wongpanattanakit Fanipak. Jika Aqila menang, maka dipastikan perunggu sudah dapat diraih karena langsung berada di Semifinal. Sementara itu peluang besar untuk meraih medali juga berada pada atlet Mariska Halinda yang bertarung dikelas U 53 Kg putri, Dirinya akan berhadapan dengan taekwondoin asal Myanmar Kyaw Su Myat Sandi.
Terkait dengan hasil di nomor poomsae tersebut, Kabid Binpres yang juga manajer tim Yafi Yriaji akan segera melakukan evaluasi. “Kami sudah mengantongi catatan penting dari para pelatih untuk di kaji sebagai bahan evaluasi kita.” Ujar Yefi.
Cabang olahraga taekwondo optimis akan mempertahankan tradisi emas di Sea Games, 2019 Manila, Filipina yang berlangsung pada 30 November - 11 Desember 2019. Menurut Kepala BIdang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) yang juga manajer Tim Taekwondo Indonesia, Yefi Triaji mengatakan, bahwa sejauh ini semua atlet sudah dalam kondisi 100 persen, dan dalam keadaan siap baik fisik, teknik dan mental untuk bertarung di ajang Sea Games. Dirinya optimis dengan persiapan matang, tryout di Korea dan dorongan moril dari para pengurus yang terus menerus mendampingi atlet selama pelatnas, para atlet akan memberikan yang terbaik di ajang pesta olahraga terbesar Asia Tenggara itu.
“Minimal target yang dibebankan kepada cabor taekwondo, yakni 2 emas dapat kita raih, bahkan bisa lebih. Meskipun saya juga optimis seluruh atlet yang kita bawa, baik di nomor kyorugi maupun poomsae semuanya berpeluang menyumbangkan medali”. Ujar Yefi.
Ditambahkan Yefi segala persiapan sudah siap, tinggal sepenuhnya bergantung pada atlet dan pelatih yang mendampingi dalam menerapkan strategi bertanding. Dan dirinya yakin dengan kepercayaan diri para atlet saat ini, mereka akan mampu memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara.
Lebih lanjut Yefi juga mengatakan, walaupun demikian, dirinya jauh hari sudah mengingatkan kepada pelatih dan para atlet untuk mewaspadai lawan. Terutama tuan rumah Filipina, Thailand, dan Vietnam yang persaingannya hampir merata bahkan kerap menyulitkan Indonesia.
"Di level Asia Tenggara saat ini kekuatannya hampir merata, termasuk Indonesia yang juga terkuat di ASEAN, dua negara lainnya adalah Thailand, Vietnam dan tuan rumah Filipina. Kita harus mewaspadai, termasuk mewaspadai faktor non teknis yang bisa dilakukan oleh tuan rumah khususnya di nomor poomsae, yang setiap Sea Games, selalu ada faktor yang kontroversial”. Terang Yefi.
Oleh karena itu, dirinya meminta para pelatih untuk mampu menerapkan strategi yang efektif yang dibarengi dengan penampilan prima para atlet untuk mengeliminir faktor-faktor non teknis tersebut.
Kelas-kelas yang termasuk kompetitif dan ketat menurut Yefi antara lain di nomor Kyorugi kelas -54 Kg putra. Dikelas ini timnas Indonesia masih mengandalkan Reinaldi Atmanegara sebagai juara bertahan peraih emas di Sea Games 2017 lalu di Malaysia.
“DIkelas ini, kita memiliki tantangan yang luar biasa, karena diisi para atlet kelas dunia dari Thailand dan Vietnam. Tapi kita yakin, dengan prestasi pengalaman internasional Reynaldi selama ini, kita optimis di nomor ini kita masih bisa menjadi yang terbaik” Ungkapnya.
Sementara itu, atlet yang juga ditargetkan mempertahankan emas di nomor kyorugi putri, U – 53 Kg Mariska Halinda optimis, dirinya mampu menjaga asa emas cabor taekwondo di kelasnya. Dirinya yakin dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk menciptakan Hattrick medali emas. Pasalnya, Mariska merupakan juara bertahan SEA Games 2015 Singapura dan SEA Games 2017 Malaysia. Totalitas Mariska untuk menjaga asa juara tiga kali berturut-turut di SEA Games sudah diperlihatkan atlet berusia 25 tahun itu dengan menjaga komitmennya dengan berlatih keras di pelatnas.
"Persiapan sudah sejak Januari dan saya sudah melakukan beberapa pertandingan uji coba, termasuk uji tanding dengan para atlet kelas dunia di Korea dalam tryout yang dilakukan pelatnas bulan lalu" tutur Mariska
Saat ini dirinya tengah fokus menjaga peak performance sambil terus mempelajari dan menganalisis pertandingan agar bisa tampil maksimal di Manila.
Senada dengan Mariska, atlet lainnya Ibrahim Zarman ketika ditanya kesiapannya, dirinya juga optimis mampu mempertahankan medali emasnya di Sea Games Manila. Menurut atlet bertubuh jangkung 192 centimeter itu, dirinya memohon doa restu dari masyarakat Indonesia untuk bisa tampil maksimal dan bisa merebut emas di kelas U - 63 Kg yang juga persaingan di nomor ini menurutnya sangat ketat dan kompetitif.
"Pada Sea Games 2017 di Kuala Lumpur Malaysia saya berhasil meraih emas dan semoga di Sea Games 2019 nanti juga dapat mempersembahkan emas untuk bangsa Indonesia.” Ujar atlet yang belum lama ini meraih pedali perungu di ajang World Military Games di China
"Saya akan lebih fokus dan memperhatikan strategi yang diinstruksikan pelatih nanti," Ucap anggota Pusintel TNI AD tersebut.
Sementara itu, andalan Indonesia yang juga diharapkan meraih emas di cabor taekwondo adalah Defia Rosmaniar. Atlet peraih emas Asian Games, 2018 itu akan turun di nomor Poomsae. Dirinya juga optimis dapat meraih hasil maksimal di ajang dua tahunan ini.
Pelatnas taekwondo memberangkan 18 atlet. Dari nomor Kyorugi ada 10 atlet dan kelas Poomsae ada 8 atlet. Defia berada di nomor pair (pasangan) dan beregu putri. Defia mengatakan, persiapan yang dilakukan untuk untuk SEA Games sudah maksimal dan saat ini semua atlet termasuk dirinya sudah siap tempur.
“Khusus dinomor poomsae (jurus) kami sekarang tinggal perlu menjaga fokus dan konsentrasi.” Ujar atlet asal Bogor, Jawa Barat yang saat ini juga berstatus Mahasiswa di STIE Kesatuan Bogor.
Bagi Defia, ini adalah SEA Games ketiga yang ia ikuti. Menurutnya, SEA Games tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Yang membedakan, jika SEA Games lalu ia hanya mengikuti kelas tim putri saja. Namun di SEA Games sekarang ia juga bermain di kelas pasangan, di samping kelas tim putri.
“Alhamdulillah ngga ada kendala. Sama saja dengan yang sudah-sudah. Karena saya kan tandingnya perorangan ngga body contact. Jadi hanya gerakan aja yang harus bagus dan balance. Intinya prestasi harus lebih dari sebelumnya. Dan semoga dirinya bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia di Sea Games ini.” ungkapnya.
Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) melalui Bidang Pendidikan Latihan dan Pengembangan (Diklatbang) menyelenggarakan program pendidikan kepelatihan Tingkat Nasional Khusus Mantan Atlet Nasional yang berlangsung dari di Wiladatika, CIbubur 22 - 24 November 2019. Pendidikan kepelatihan kali ini diikuti 70 orang dari 25 provinsi yang terdiri dari 57 putra dan 13 putri.
Diklat dibuka oleh Wakil Ketua Umum PBTI Komjen Pol (Purn) Syafrizal Achyar. Dalam arahannya, beliau memberikan motivasi mengenai peran pelatih dalam membina dan mengembangkan potensi para atlet, sekaligus memberikan gambaran mengenai bagaimana orientasi seorang pelatih dalam upaya mendukung kinerja kepelatihannya dengan bekal ilmu dan pengetahuan tentang kompetensi kepelatihan. Sehingga diharapkan dengan bekal itu, pelatih dapat mampu maksimal menjalankan peran dan fungsinya sebagai seorang pelatih yang kompeten dan memiliki integritas tinggi dalam mengemban tugas profesinya sebagai seorang pelatih.
Sementara itu, menurut Ketua Komisi Kepelatihan PBTI, Ina Febriana Sari, tujuan dari Program Pendidikan Kepelatihan ini adalah untuk memberdayakan dan membekali ilmu kepelatihan kepada mantan atlet Nasional, sekaligus menciptakan lapisan-lapisan pelatih Nasional dan Pelatih daerah dari level pelatih Senior, Junior dan Cadet. Selain itu program ini juga diperuntukkan bagi para pelatih yang nantinya secara khusus membina para atlet berkebutuhan khusus dan pelatih yang secara khusus membina tim demonstrasi yang berbasis prestasi.
“PBTI melihat bahwa mereka para mantan atlet pelatnas memiliki pengalaman internasional dan bekal dilatih oleh para pelatih-pelatih berkualitas. Pengalaman menjadi atlet itulah yang akan kemudian di transformasi oleh mereka sebagai seorang pelatih. Olehkarena itu maka bekal menjadi seorang pelatih harus dimulai dari pemahaman mereka sebagai pelatih yang mengerti metodologi kepelatihan.” Ujar Ina.
Ditambahkan Ina, bahwa bekal penataran kepelatihan ini diharapkan juga disosialisasikan ke daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau oleh PBTI. Kegiatan ini melibatkan instruktur dari dalam PBTI dan beberapa pakar di bidangnya masing-masing antara lain, Dr.Dikdik Zafar, M.Pd (Specialis periodesasi program latihan), Dr.Fahmy Fachrezzy,M.Pd (specialist fisik program), Mury Kuswary, SPd, M.Si (ahli nutrisi) dan Dr. Bagus Sulistyo SpKJ, MKes. (Psycholog), serta Master Oh Il Nam (mantan pelatih Team Nasional Samsung-Korea).
Ketua Umum PBTI, Letjen TNI (Purn) H Thamrin Marzuki, dalam keterangan tertulisnya menyampaikan apresisinya kepada seluruh peserta yang telah mengorbankan waktu untuk bersedia hadir mengikuti penataran kepelatihan ini. Menurutnya, penataran ini penting untuk membekali para pelatih yang sebagian besar merupakan mantan atlet nasional, agar memiliki persepsi yang sama tentang target dan orientasi kepelatihan yang menjadi bagian dari program kerja PBTI.
“Semoga kegiatan ini akan memberikan nilai positif bagi pertumbuhan dan perkembangan olahraga taekwondo di Indonesia saat ini dan dimasa yang akan datang.” Ujar Bapak Thamrin Marzuki.
Lebih lanjut Ketua Umum PBTI Mengatakan bahwa kita baru saja menyelenggarakan event Pra PON dan mengikuti kejuaraan - kejuaraan Internasional diantaranya, kejuaraan Chuncheon Korea, Universiade Dunia di Napoli, Yunior Asia di Jordan dan di Vietnam, dan sebentar lagi kita akan mengikuti Sea Games Manila dan menyelenggarakan PON di Papua. Berbagai macam event di atas hasilnya dapat kita jadikan tolok ukur kemampuan para pelatih tingkat nasional kita dalam menyiapkan atletnya. Hasil pertandingan dari berbagai macam event tersebut di atas menunjukkan bahwa kualitas pelatih nasional kita sudah cukup baik. Oleh karena itu, dengan diklat kepelatihan nasional ini diharapkan kemampuan pelatih tingkat nasional kita akan jauh lebih baik.
"Dengan diklat kepelatihan nasional ini, jumlah pelatih tingkat nasional kita akan semakin banyak dan kualitasnya akan semakin baik. Sehingga ke depan, kita tidak hanya memiliki banyak pelatih tingkat nasional saja, tetapi juga siap mengirimkan mereka untuk mengikuti diklat pelatih tingkat internasional." Terang Bapak Thamrin
*) Sumber : Taekwondo Indonesia News (TIN)
Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTi) Letjen TNi (Purn) H. Thamrin Marzuki membuka secara resmi Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) 2019 untuk cabang olahraga Taekwondo yang berlangsung Gedung Pendulum IPC Residence and Convention Gadog Puncak, Ciawi Bogor, Jawa Barat (18/11). Multi event pelajar se Indonesia yang mempertandingkan 13 cabang olahraga ini, sebelumnya direncanakan akan di gelar di Papua, sekaligus sebagai test event untuk PON XX 2020, namun, namun karena berbagai pertimbangan akhirnya Popnas diselenggarakan di Jawa Barat dan Jakarta. Cabang olahraga Taekwondo digelar selama 3 hari mulai tanggal 18 - 20 November 2019 dengan mempertandingkan 2 kategori yaitu Kyorugi dan Poomsae dan akan di ikuti oleh 30 provinsi dengan melibatkan 281 atlet.
Menurut Ketua Umum PBTI, taekwondo adalah salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di ajang POPNAS 2019 ini. Oleh karena itu menurutnya, sebagai insan Taekwondo Indonesia, kita wajib mensyukurinya.
“Atas nama pengurus PBTI, saya ucapkan selamat datang di Kota Hujan Bogor, Jawa Barat. Tidak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi tingginya kepada para pelajar atlet Taekwondo dari seluruh Indonesia atas partisipasinya dan peran aktifnya untuk mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Nasional XV Tahun 2019 ini” Ujar Bapak Thamrin Marzuki.
Ajang Popnas cabor taekwondo kali ini mempertandingkan 2 kategori yaitu Poomsae (Individual Regognized Putra dan Putri) dan Kyorugi (tarung). Untuk Kyorugi putra terdiri dari nomor Under 45 Kg Putra, Under 48 Kg, Under 51 Kg , Under 55 Kg, Under 59 Kg, Under 63 Kg, Under 68 Kg, Under 73 Kg, Under 78 Kg. Untuk Kyorugi putri terdiri dari Under 44 Kg, Under 46, Under 49 Kg, Under 52, Under 55 Kg, Under 55 Kg, Under 59 Kg, Under 63, Under 68 Kg, Over 78 Kg, Under 42 Kg dan Over 68 Kg.
Dalam sambutannya, Bapak Thamrin mengatakan bahwa melalui Pekan Olahraga Antar Pelajar ini, khususnya cabang Taekwondo, diharapkan dapat memberikan motivasi kepada para pelajar seluruh Indonesia untuk menyukai olahraga Taekwondo. Ditambahkannya, dengan banyaknya pelajar Indonesia yang memiliki ketertarikan terhadap olahraga taekwondo, maka akan menguntungkan bagi proses pegembangan olahraga taekwondo di Indonesia.
“Perlu saya sampaikan bahwa persaingan taekwondo dunia semakin ketat dan kompetitif. Saat ini banyak negara semakin serius membina atlet - atlet mudanya termasuk pelajar di usia dini. Untuk itu Popnas XV ini sangat strategis bagi pengembangan olahraga taekwondo di masa depan. Semakin banyak gelaran event taekwondo yang diikuti oleh anak-anak muda Indonesia, akan semakin pesat pembinaan olahraga taekwondo sejak usia dini.” Terang Bapak Thamrin.
Lebih lanjut Ketua Umum menyampaikan bahwa Dengan cara inilah Indonesia akan memiliki banyak atlet tingkat nasional mulai dari pra kadet, junior dan senior. Dengan demikian Indonesia dapat mempertahankan sejumlah prestasi besar yang pernah diraih dan tidak menutup kemungkinan Taekwondo Indonesia akan mampu menjadi penyumbang medali terbanyak pada gelaran-gelaran Internasional di masa yang akan datang.
Mengakhiri sambutannya, Ketua Umum PBTI mengingatkan demi suksesnya Pekan olahraga pelajar nasional ini, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian oleh seluruh peserta, yakni pertama, Awali setiap kegiatan dengan berdoa, agar pekan olahraga ini, khususnya taekwondo terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Kedua, Junjung tinggi sportifitas dalam pekan olahraga ini, sehingga para pelajar yang mengikuti kejuaraan ini terlatih untuk bersikap sportif dalam segala kegiatan. Ketiga, Manfaatkan waktu yang ada semaksimal mungkin, sehingga tujuan pekan olahraga ini dapat tercapai secara maksimal dan terukur. Keempat, Utamakan keselamatan baik para atlet, pelatih, wasit, official, penyelenggara, maupun pendukung. Dan kelima, melalui ajang ini tunjukkan prestasi terbaik yang telah para atlet persiapkan selama ini.
Selaku Ketua Umum PBTI Bapak Thamrin Marzuki juga mengucapkan terima kasih kepada KONI Pusat, KONI Jawa Barat, Pengurus Propinsi (Pengprov) TI Jawa Barat dan segenap Panitia Pelaksana, Suku Dinas Pemuda dan Olahraga Jawa Barat serta rekan-rekan pengurus taekwondo Indonesia, termasuk para wasit yang memimpin jalannya pertandingan di ajang POPNAS 2019 ini serta pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Semoga dengan gelaran POPNAS 2019 khususnya cabang olahraga taekwondo ini, akan lahir sebuah proses regenerasi taekwondo Indonesia yang mampu memberikan prestasi maksimal di level dunia.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Cabor Taekwondo, Popnas 2019 Dr. Yadi Mulyadi AS berharap ajang POPNAS 2019 untuk cabor taekwondo semoga dapat berlangsung dengan lancar dan sesuai dengan standard kebutuhan pertandingan yang telah diatur dan ditetapkan dalam SOP pertandingan. Dirinya yakin tempat cabor taekwondo yang digelar di IPC Pendulum sangat berkualitas sebagai venue taekwondo.
“Fasilitas yang ada sangat paripurna. Kondisi gedung sangat bagus,” ujar Yadi Mulyadi
Tak hanya itu, kata Yadi Mulyadi yang saat ini tengah melanjutkan studi di UNJ Jakarta , posisi IPC Pendulum sangat dekat letaknya dengan kawasan Wisata Puncak .
“Hal ini tentunya ada kaitan dengan The City of Sport and Tourism yang memang tengah digagas dan diprogramkan oleh Pemkab Bogor. Itulah alasannya kami menggunakan IPC Pendulum sebagai venue Popnas Taekwondo,” Imbuh Yadi Mulyadi yang biasa disapa Yadmul itu.
“Sebagai warga Kabupaten Bogor , kami juga ingin jadi bagian untuk mempromosikan kawasan wisata di Kabupaten Bogor kepada semua kontingen yang datang. Sangat tepat jika Venue Taekwondo ini kami gelar di lokasi yang dekat dengan kawasan Wisata,” pungkas Yadmul.
Ketua Umum PBTI Membuka Rangkaian Diklat dan Penyegaran Wasit Nasional Serta UKT High DAN
02 Des 2019Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Letjen TNI (Purn) H. Thamrin Marzuki, didampingi segenap jajaran pengurus membuka rangkaian kegiatan Pendidikan Latihan (Diklat) dan Penyegaran Wasit Nasional (PWN) serta UKT High DAN 2019 di Wiladatika Cibubur Jakarta Timur, Kamis, 19/09/2019. Keseluruhan tiga kegiatan yang disatukan dalam satu rangkaian yang disebut 3 in 1 ini diikuti 21 propinsi dengan total sebanyak 524 peserta yang dibagi kedalam dua gelombang. Gelombang pertama diikuti sebanyak 156 peserta terdiri dari 96 orang peserta mengikuti diklat dan 73 peserta mengikuti PWN. Untuk program kedua, yakni Penguji Nasional, Diklat dan PWN direncanakan diikuti 202 peserta. Adapun untuk program ketiga, UKT High DAN diikuti sebanyak 80 peserta, terdiri dari ujian ke DAN 7 sebanyak 22 peserta, ujian ke-DAN 6 sebanyak 5 peserta, dan ujian ke-DAN 5 sebanyak 53 peserta.
Dalam sambutannya ketua Umum PBTI, Letjen TNI (Purn) H. Thamrin Marzuki mengatakan bahwa seluruh rangkaian kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab PBTI untuk menunjang kemampuan dan pemerataan kompetensi para wasit nasional PBTI. Dengan kompetensi itu, maka menurutnya, tentu akan berdampak pada kualitas pertandingan atau kejuaraan-kejuaraan taekwondo yang digelar ditanah air.
“Prestasi atlet Taekwondo Indonesia juga sangat tergantung bagaimana kualitas kejuaraan taekwondo. Dan salah satu indikator berkualitasnya kejuaraan tersebut adalah karena wasit yang berkualitas dalam tugasnya disetiap event-event pertandingan yang digelar di tanah air.” Terang Bapak Thamrin Marzuki.
Oleh karenanya, beliau berpesan, selain kegiatan ini terus dievaluasi terutama pada kualitas (mutu) materi dan instrukturnya, program Diklat dan Penyegaran Wasit Nasional ini juga senantiasa terus dilakukan secara terprogram dan simultan serta berkelanjutan mengikuti update perkembangan peraturan pertandingan yang dikeluarkan World Taekwondo (WT).
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum PBTI juga memuji bahwa kualitas wasit Indonesia yang bersertifikasi internasioal (International Referee) juga tidak kalah dengan kualitas wasit internasional lainnya. Terbukti IR Indonesia di beberapa event mendapat predikat wasit terbaik (the best Referee). Antara lain ketika kejuaraan Internasional di Napoli, yang waktu itu diraih oleh GM Ina Febriana Sari, Kejuaraan Asia di Vietnam yang diraih oleh Sabeumnim Irene Yosephine dan dan Open Turnamen Internasional kategori G1 di Korea yang diraih oleh Sabeumnim Irwan N..
Apresiasi Ketua Umum PBTI terkait dengan Predikat wasit terbaik itu penting untuk menjadi pemacu semangat para wasit. Menurut ketua Umum PBTI, keikutsertaan wasit Indonesia di event internasional dan sekaligus berpredikat yang terbaik dalam menjalankan tugas kompetensinya sebagai wasit, juga merupakan prestasi yang mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.
Bapak Thamrin Marzuki juga berharap dengan predikat tersebut, tentu akan memacu dan memotivasi para wasit lainnya agar percaya diri dalam menjalankan tugas karena kompetensinya dalam menguasai aturan pertandingan. Oleh sebab itu Ketua Umum PBTI berpesan agar Bidang Binpres dan Diklatbang, yang membawa komisi perwasitan dan kepelatihan untuk terus melakukan sinergi pembinaan dan kompetensi para wasit Indonesia. Bidang itulah yang mengkonstruksi karir para taekwondoin sebagai wasit. Dari level wasit daerah, wasit nasional hingga wasit Internasional. Dan Bagi wasit terbaik di setiap event-event yang digelar di tanah air, tentu akan menjadi catatan positif bagi PBTI kedepan untuk memacu sekaligus mendorong jumlah wasit internasional Indonesia nantinya.
Selain itu, dijelaskan Ketua Umum PBTI digelarnya DIklat dan Penyegaran wasit kali ini juga tidak terlepas dari akan dilaksanakannya gelaran Pra PON 2019 yang akan berlangsung di Indoor Stadium Serpong, Propinsi Banten 27 – 29 September 2019.
“Bekal diklat dan PWN ini akan menjadi salah satu kriteria bagi mereka yang nantinya akan bertugas di ajang empat tahunan menuju PON 2020 Papua tersebut.” Ujar Ketua Umum PBTI Bapak Thamrin Marzuki.
Khusus mengenai Ujian High DAN, utamanya dari DAN 6 ke DAN 7, ini untuk yang pertama kali dilakukan oleh PBTI. Hal tersebut merupakan salah satu hasil dari kesepakatan PBTI dengan Kukkiwon yang memberikan kesempatan kepada para praktisi taekwondo Indonesia, untuk bisa melakukan ujian High DAN di Indonesia, tidak lagi harus ke Korea dengan biaya yang besar.
Taekwondo Selamatkan Kontingen Indonesia di Ajang World Military Games
28 Okt 2019 Written by HendraCabor taekwondo Indonesia menyelamatkan Indonesia sekaligus menjadi pelipur lara kontingen Indonesia yang ikut serta dalam Olimpiade militer '7th CISM (Conseille International du Sport Militaire) Military World Games 2019' atau Olimpiade Militer Tingkat Dunia ke-7 tahun 2019 yang berlangsung di Wuhan, Cina 17-29 Oktober 2019.
kontingen Indonesia sendiri mengirimkan 44 atlet dari 9 cabor di multi event olimpaide khusus militer yang diikuti oleh 45 negara ini. 9 cabor tersebut adalah yakni anggar, atletik, Layar, Judo, menembak, panahan, terjun payung dan Triathlon. Dari keikutsertaan atlet Indonesia tersebut, seluruh cabor semua gagal meraih medali. Hanya cabor taekwondo yang berhasil meraih medali perunggu atas nama Ibrahim Zarman. Selain Ibrahim, atlet taekwondo yang turun di event ini adalah Glorya Rinni, dan Marstio Embrian. Keduanya juga belum berhasil meraih medali karena kalah dibabak-babak awal. Sukses Ibrahim Zarman meraih medali perunggu yang turun di kategori Kyorugi tidaklah mudah. Diikuti oleh atlet-atlet kelas dunia yang semuanya berperingkat olimpic, Ibrahim bersusah payah menembus hingga semifinal sebelum akhirnya dikalahkan oleh atlet asal Korea. Sebelumnya Ibrahim sukses mengalahkan taekwondoin asal Bangladesh, Bulgaria, Brazil dan Mongolia. Ibrahim Zarman adalah anggota Bintara TNI yang juga atlet nasional Taekwondo Indonesia. Atlet pelatnas andalan Indonesia yang akan dipersiapkan di Sea Games Manila Filipina, Desember mendatang tersebut adalah peraih medali emas Indonesia di SEA Games, Kuala Lumpur Malaysia 2017 dua tahun lalu. Atlet asal Riau kelahiran, Pekanbaru, 24 Maret 1997 tersebut turun di nomor Kyorugi (tarung) kelas 63 Kg.
Menurut manajer tim sekaligus pelatih taekwondo Djunaedi Tanjung, secara umum penampilan tim taekwondo Indonesia sebenarnya secara teknis sangat kompetitif bersaing.
“Tidak ada masalah dari segi teknis dai penampilan tim taekwondo Indonesia” Terang Djunaedi Tanjung yang biasa disapa Coki oleh kalangan praktisi taekwondo.
Namun demikian, Djunaedi Tanjung menegaskan bahwa faktor fisik dan mental menjadi catatan penting evaluasi atlet kita. Setelah tim ini kembali ke tanah air, dirinya akan memberikan penjelasan lebih detail terkait evaluasi tim.
“Intinya mereka, para atlet, khususnya dari cabor taekwondo ini memang selain faktor technical skill, mental & psychology training harus dibenahi. Harus ada terobosan yang efektif terkait bagaimana membentuk karakter atlet yang bermental baik, yang memiliki keyakinan dan optimisme menang ketika akan bertanding.”. Ujar Djunaedi Tanjung yang juga merupakan Kabid Binpres Taekwondo Indonesia DKI Jakarta itu.
Dirinya meyakini persoalan mental atlet ini bisa di konstruksi melalui suatu metode kepelatihan yang lebih terukur dan sistematis dengan parameter yang berbasis akademis. Ini penting untuk para atlet pelatnas taekwondo lainnya. Menurutnya, pengalaman di kejuaraan dunia militer ini sangat berharga untuk kita, karena yang tampil di kejuaraan ini adalah sebagian besar atlet dunia, para olimpian yang sudah berpengalaman, termasuk cabor taekwondo yang hampir seluruhnya diisi oleh mereka yang sudah malang melintang di berbagai kejuaraan-kejuaraan dunia taekwondo.
“walaupun kita prihatin terhadap pencapaian hasil di kejuaraan dunia militer ini, namun raihan perunggu Ibrahim Zarman adalah suatu keberhasilan. Ini menunjukkan sebenarnya Ibrahim sudah masuk kategori atlet kelas dunia yang layak tampil di olimpiade.
Sementara itu, ketika dihubungi terkait hasil yang dicapai oleh atlet pelatnas Ibrahim Zarman di kejuaran ini, Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Bapak Letjen TNI (Purn) H, Thamrin Marzuki mengucapkan apresiasi dan ucapan selamat atas kerja keras semua atlet dan seluruh official team yang telah berjuang maksimal di pesta olahraga militer dunia atau world military games ini. Khusus kepada Ibrahim Zarman, Ketua Umum PBTI juga mengucapkan selamat atas keberhasilannya meraih perunggu. Hasil ini menurutnya, selain menjadi catatan postif untuk bahan evaluasi, juga menjadikan hasil ini tolok ukur akan optimisme prediksi medali yang akan diraih oleh timnas taekwondo Indonesia di Sea Games Manila nanti.