Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) bekerjasama dengan Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) akan menggelar Kejuaraan Korean Korean Ambassador Cup - Taekwondo Poomsae Festival 2020 pada tanggal 24 – 25 Oktober 2020 mendatang.

Menurut Ketua pelaksana kejuaraan, Maulana Haidir, Korean Ambassador Cup - Taekwondo Poomsae Festival 2020 yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2006 ini diikuti lebih dari 300 atlet dari 75 klub taekwondo yang tersebar diseluruh Indonesia.  Mereka akan bertanding di nomor poomsae Individu, pair dan beregu (putra/putri), freestyle (putra/putri) dan Kyupa (putra/putri), baik dari kategori pemula maupun junior.

“Pertandingan dilaksanakan dalam format daring dan luring. para peserta mengirimkan video penampilan atletnya sesuai dengan kategori dan nomor yang diikuti. Selanjutnya mereka dinilai oleh para wasit nasional Indonesia dari satu tempat. Kebetulan Tempat penilaian dilaksanakan di sekitar wilayah Depok. Saat ini proses penilaian sudah berlangsung hingga nanti puncaknya ditentukan pada tanggal 24 dan 25 Oktober 2020 mendatang” Ujar Maulana.

Ditambahkan Maulana, direncanakan kejuaraan akan dibuka oleh Ketua Umum PBTI, Bapak Letjen TNI (Purn) H. M. Thamrin Marzuki bersama Duta Besar Korea untuk Indonesia, Mr.  Park Tae Sung.  Akan hadir saat pembukaan, Deputi 4 Kemenpora Bapak Dr. Chandra Bhakti, MSi, Ketua KONI Bapak Letjen TNI (Purn) Marciano Norman beserta staf, Kepala KCCI dan Ketua Taekwondo Promotion Fondation.

Lebih lanjut pelatih nasional dan mantan atlet nasional Indonesia ini juga menjelaskan, bahwa untuk kejuaraan kali ini, nomor Kyorugi (tarung) masih belum bisa dipertandingkan karena sampai saat ini pemerintah masih melarang adanya kompetisi atau kejuaraan olahraga di GOR yang mengundang banyak kerumunan, mengingat resiko kontak fisik dan dalam masa wabah covid -19.

“Padahal setiap tahun lebih dari 1500 peserta diberbagai kategori dan nomor mengikuti kejuaraan ini.” Terang maulana

Sementara itu, Ketua Umum PBTI, Letjen TNI (Purn) H.M Thamrin Marzuki menyatakan apresiasinya kepada Dubes Korea, KCCI, TPF (Taekwondo Promotion Foundation) dan berbagai instansi Korea lainnya di Indonesia yang menyelenggarakan kejuaraan Taekwondo Korean Ambassador Cup ini setiap tahunnya, walaupun di tahun 2020 ini, kejuaraan berlangsung di tengah wabah pandemic Covid – 19.

Menurut Ketua Umum PBTI, tetap berlangsungnya kegiatan rutin yang dilaksanakan ini, menunjukkan bahwa wabah covid – 19 yang massif dan berdampak global, tidak menyurutkan semangat peringatan atau perayaan hubungan harmonis persaudaraan pemerintah Korea dan Indonesia.

“Kejuaraan Korean Ambassador Cup 2020 ini merupakan salah satu simbol kerjasama dari sekian banyak bentuk dukungan pemerintah Korea terhadap perkembangan, prestasi dan atmosfir taekwondo Indonesia selama ini.” Ujar Thamrin.

Untuk diketahui, kejuaraan Korean Taekwondo Ambassador Cup 2020 adalah bagian dari bulan perayaan kebudayaan Korea atau “K-Festival 2020” yang diselenggarakan oleh Cultural Center Indonesia (KCCI).  “K-Festival 2020” memuat sejumlah kategori kegiatan yakni, K-Content, K-Performance, K-Food, dan K-Event.

K-Content akan diramaikan penyelenggaraan Hangeul Quizz (15 Oktober), Korean Ambassador Cup dan Taekwondo Poomsae Festival (24-25 Oktober), perhelatan Musim Friendly Korea Online Festival (16-31 Oktober). Khusus untuk Musim Friendly Korea Online Festival (MFKF), pihak Korea Tourism Organization (KTO) Jakarta akan menghadirkan jalan-jalan virtual ke beberapa festival di Korea yang ramah muslim serta hunting restoran ramah muslim hingga cerita fotografer ternama mengenai pengalamannya mengabadikan momen di Korea Selatan. Juga tips memotret ketika berada di Negeri Ginseng. Ada juga gelaran Korea-Indonesia Film Festival (KIFF) yang bekerja sama dengan CGV Indonesia dijadwalkan berlangsung dalam platform OTT (over the top) dan luring pada 28-31 Oktober 2020 dan K-pop Concert pada 23 November 2020. Sejumlah idola K-pop dijadwalkan siap menghibur penggemar mereka di Indonesia secara gratis. Nantinya penggemar juga berkesempatan berbincang langsung dengan idolanya dalam sesi fan meeting. Selain itu, akan ada juga pameran lukisan dengan gaya lukisan rakyat (Minhwa) yang digelar daring, menampilkan 100 lukisan berbagai kreasi.

Pada kategori K-Performance, ada Hallyu Com-on (4-30 Oktober) dan dua kompetisi bertema K-pop yakni Cover Dance Festival (11 Oktober) dan K-pop Sing dan Dance (23-24 Oktober).

Kemudian, K-Food yang terbagi menjadi Special Sales Week dan Mini K-pop Concert & Cooking Show rencananya mulai berlangsung pada 5 Oktober-11 November dan 17-18 Oktober 2020. Sementara itu, K-Event sudah dimulai sejak 2 Oktober lalu hingga 30 November 2020.

 

Sebanyak 26 orang wasit internasional (International Referee) dan 12 wasit nasional PBTI mengikuti program kepelatihan wasit dan penyegaran wasit yang diselenggarakan oleh World Taekwondo (WT) 10 – 11 Oktober 2020. Kegiatan yang dinamakan World Taekwondo  Kyorugi Referee Refresher Course 2020 ini dilaksanakan secara daring karena masih dalam masa pandemic Covid – 19.

Menurut Ketua Komisi Perwasitan PBTI, Hand Prihatindra mengatakan program ini merupakan program pelatihan Online untuk Wasit Internasional Kyorugi, yang  diikuti oleh peserta berbagai negara seperti Korea, Indonesia, Hongkong, Jepang, India, dan beberapa negara dari Benua Amerika dan Eropa. Jumlahnya mencapai 210 peserta dan Indonesia tercatat paling banyak mengirimkan peserta nya dibanding negara lain pada event kali ini yaitu sebanyak 26 peserta. “Karena kegiatan ini berupa Online Course, maka para peserta mengikuti kegiatan dari tempat atau daerah asal masing masing, yakni DKI Jakarta (5 orang), Jawa Barat (11 orang), Banten (1 orang), Jawa Tengah (2 orang), DI Yogyakarta (2 orang), Kalimantan Timur (3 orang), Sumatera Barat (1 orang) dan Jambi (1 orang).” Terang Hand.

Ditambahkan Hand,  dengan keiikutsertaan Wasit Internasional PBTI dalam kegiatan ini,  para wasit diharapkan dapat mengetahui hal-hal yang paling baru, (update) dari Peraturan Pertandingan Kyorugi (Competition Rules). Dan setelah kegiatan ini, diharapkan dapat mentransformasikan pengetahuan yang didapat kepada para Wasit Nasional / Daerah di Pengprov nya masing-masing.

Sementara itu, terkait dengan hasil yang diperolah dari kegiatan tersebut, Irwan Nugraha Kurnia, selaku anggota Komisi Perwasitan PBTI yang juga sebagai salah satu peserta mengatakan, bahwa sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh WT, maka peserta para Wasit juga akan mendapat tambahan kredit +1 poin. Kredit poin ini jika telah mencapai jumlah tertentu maka akan berdampak pada Kenaikan Kelas Wasit di level Internasional. Disamping itu, menurutnya berita gembira lainnya adalah para peserta Indonesia berhasil menyelesaikan dengan hasil yang sangat baik. Wasit asal Indonesia berhasil meraih rata-rata nilai ujian akhir 85. Ini menandakan para peserta bisa menyerap ilmu dengan sangat baik dalam kegiatan ini.

Untuk diketahui, PBTI juga pada tanggal 17-18 Oktober 2020, akan mengirimkan sebanyak 12 Wasit Nasional atau calon Wasit Internasional dalam kegiatan Pre-Seminar “ WT Online Referee Training Program”. Kegiatan ini merupakan Syarat Wajib yang harus diikuti para kandidat Wasit Internasional jika ingin mengikuti WT Offline International Referee Seminar yang akan diadakan tahun depan.

Berikut Adalah Nama Wasit International PBTI dalam program WT Online Referee Refresher Course :

  1. Irwan Nugraha Kurnia
  2. Indra Mulia Ari Zoehri
  3. Ina Febriana Sari Hard Putri
  4. Sanny Harsono
  5. Syamsul Bachri
  6. FX. Herman ANdikara
  7. Eko Kinaryanto
  8. Alexander Widyantoro
  9. Raphael J. Rosok
  10. Fahrul Sani
  11. Asep Santoso
  12. Ferdiyansah
  13. Tri Nurjanah
  14. Irene Yosephine Saitu
  15. Sabrina Wijaya
  16. Thin Khie Tjhauw
  17. Hari Kusmayadi
  18. Benhard Nicolass Lumowa
  19. Mukhlis Ba Alwi
  20. Irmawati
  21. Handrianto
  22. Riszky Purwadentafa
  23. Mulyadi
  24. Ahmad Yusuf Mendayun
  25. R. Iman Soenarto Koesoemo
  26. 26 Benny Handoyo Purbo

 

 

 

 

SPONSORED ADVERT

Atlet-atlet Indonesia berhasil menyumbang 4 emas, 4 perak dan 7 perunggu dikejuaraan internasional taekwondo virtual yang digelar secara online (4/10). Kejuaraan bertajuk “Taekwondo Speedkicking ATF Championships 2020” ini diikuti oleh 5 negara ASEAN, yaitu,  Indonesia, Myanmar, Vietnam, Laos dan Filipina sebagai penyelenggara.

Kejuaraan internasional yang digelar ditengah pandemi Covid – 19 mempertandingkan 3 kategori yaitu kadet, junior dan senior putra putri. Indonesia sendiri tercatat mengirimkan 20 partisipan atletnya dari berbagai propinsi yang dipilih berdasarkan hasil seleksi oleh masing-masing Pengprov.

Emas diraih oleh  Satria wijaya (-51 Kg), Riga Setiangga (- 55 kg) dan Muhammad Assifa (-63 Kg) dari kategori Junior Male serta Devita Natalia (-62 Kg) dari kategori Senior Female. Medali perak diraih oleh Gabriela Laonu dikelas (U 41 Kg) kategori Cadet Female, Putri Prasetyaowati (-52 kg) dan  Yusrifa Almahmudah (-63 Kg) di kategori junior female serta Sindhu Prakosa (-45 Kg) di kategori Junior male. Adapun medali perunggu diraih oleh Muhammad Fajar dikelas (U-65 Kg) kategori cadet Male, Retno Dewitri (- 44 Kg) kategori cadet Female, Muhammad Hilmi (-68 Kg), Regi Mopili (-73 Kg) di Kategori Junior male dan dan Yusrifa Al Mahmudah (-63 Kg) di kategori Junior Female, Gede Agasthya (-74 Kg) dan Nanang Huda (-87 Kg) dikategori senior male.

Kejuaraan Internasional lainnya yang hampir bersamaan waktunya juga diikuti oleh atlet Indonesia. Yaitu kejuaraan England Open (Virtual KTA Worldwide Poomsae & Para Poomsae Championships 2020) yang diikuti oleh puluhan negara, dimana atlet Indonesia yang diwakili oleh atlet asal NTB berhasil meraih 1 emas, 5 perak dan 1 perunggu.  

Terkait dengan hasil tersebut, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (kabid Binpres) Pengurus Besar Taekwondo Indonesia, Yefi Triaji mengungkapkan bahwa keberhasilan yang dicapai oleh para atlet Indonesia ini menunjukkan ditengah pandemi covid – 19, para pengurus didaerah, utamanya para pelatih dan atlet, tetap terus bekerja keras dan berlatih serta membuktikan diri tetap bisa berprestasi. Apalagi berkompetisi dengan atlet-atlet dari mancanegara. 

“Harapannya, semoga dengan raihan ini, para atlet bisa termotivasi dan terbangun terus semangat berlatihnya ditengah keterbatasan aktivitas karena wabah covid – 19 yang masih belum berakhir.” Ujar Yefi.

Selain itu, Yefi juga mengajak para pengurus di daerah untuk terus menciptakan dan mengembangkan peluang dan kesempatan untuk menyelenggarakan kejuaraan-kejuaraan open turnamen serupa. Baik levelnya internasional, nasional bahkan dalam skala wilayah sekalipun. Menurutnya ini penting dilakukan karena geliat dan atmosfir kegiatan taekwondo bisa kembali terpacu karena adanya sarana berkompetisi yang tetap fair dan sehat, walaupun dilakukan secara virtual.

Sementara itu, Ketua Umum PBTI Letjen TNI (Purn) H.Thamrin Marzuki menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh atlet yang telah berpartisipasi dan berhasil meraih prestasi di ajang itu. Beliau juga menyampaikan apresiasinya kepada para atlet yang selama wabah pandemic covid -19 ini bisa berkesempatan mengikuti event-event Internasional membawa nama baik Indonesia di berbagai kejuaraan tersebut.

“Semoga para atlet nantinya bisa lebih baik lagi dalam mengejar Prestasi di masa yang akan adatang dan di event-event lainnya.” Terang Bapak Thamrin.

Ketua Umum PBTI juga berpesan agar Pengprov TI di seluruh Indonesia untuk terus memiliki semangat yang kuat dalam mempertahankan dan meningkatkan eksistensi serta prestasi taekwondo. Menurutnya, walaupun saat ini kita dihadapi oleh wabah covid – 19 yang berdampak terbatasnya ruang gerak kegiatan taekwondo, namun dirinya yakin Pengprov TI tetap bisa fokus menata organisasi dengan mempersiapkan agenda program kerja yang berorientasi pada terciptanya bibit-bibit atlet potensial didaerah.

“Kegiatan pembinaan dan pengembangan atlet, pelatih dan wasit harus tetap jalan, tidak boleh stagnan. Daerah harus terpacu dan kreatif membuat event-event pertandingan taekwondo, walaupun dengan protokol kesehatan yang ketat sekalipun. Termasuk membuka seluas-luasnya kesempatan bagi para atlet didaerah untuk mengikuti kejuaraan-kejuaraan taekwondo virtual. Baik yang digelar ditanah air, maupun kejuaraan-kejuaraan internasional. Karena dengan cara itulah, atmosfir dan output pembinaan atlet bisa terus terjaga dengan baik.” Tegas Thamrin Marzuki.

Sejauh ini PBTI sangat mengapresiasi beberapa kejuaraan yang telah diselenggarakan ditanah air ditengah pandemi Covid – 19. Kejuaraan tersebut menurutnya sangat berguna bagi atlet untuk terus menjaga performance - sambil terus berevaluasi menjadikan setiap kejuaraan tersebut adalah studi kompetitifnya untuk mengukur kemampuan diri.

Tercatat, ditanah air, selama pandemic covid – 19 sudah beberapa kejuaraan taekwondo di gelar. Antara lain kejuaraan taekwondo tingkat nasional “1st Indonesia Taekwondo E-Poomsae Tournament Battle 2020” yang diselenggarakan pada 6 Juli 2020 lalu, kemudian kejuaraan “Indonesia Poomsae Championship (IPC) 2020” yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2020, Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PBTI E-Poomsae 12 – 13 September 2020, dan kejuaraan “2nd Tournament E-Poomsae 18 – 20 September 2020”.

Beberapa kejuaraan tersebut menurut Ketua Umum PBTI harus menjadi stimulus bagi penyelenggara kejuaraan di berbagai daerah untuk bisa menggelar kejuaraan-kejuaraan serupa di wilayahnya masing-masing.

Selain itu, Ketua Umum PBTI juga memberikan apresiasinya atas keberhasilan para atlet Indonesia yang telah mengikuti berbagai ajang kejuaraan-kejuaraan  Internasional  sebelumnya yang diselenggarakan selama pandemic covid – 19 masih mewabah. Kejuaraan-kejuaraan tersebut antara lain, kejuaraan Internasional Poomsae Eropa “Ist Online Daedo Open European Poomsae Championship 2020 yang diselenggarakan pada tanggal 4 – 10 Mei 2020. Kejuaraan Internasional poomsae online pertama yang menjadi kalender World Taekwondo ini diikuti oleh  75 negara, dimana Indonesia mengirimkan 11 orang atlet yang berasal dari SKO Ragunan dan berhasil meraih 4 medali perunggu.  Raihan perunggu tersebut masing-masing dikelas junior male, atas nama Muhammad Rizal, Jingga Joelanda Sukoco dikelas Cadet Blakbelt female, Kanaya Syakira dikelas Cadet Blakbelt female, dan Hasna Syakilla Gumilar dikelas Cadet colorbelt female.

Pada tanggal 1 September 2020 Indonesia mengirimkan partisipannya ke ajang 1st Korean Martial Art - Open Global Taekwondo Poomsae Championships 2020 yang diselenggarakan oleh World Taekwondo Poomsae Trainner Association (WTPTA), dimana dalam ajang yang diikuti oleh 60 negara tersebut, atlet asal Indonesia berhasil meraih 1 medali emas dan 3 perunggu. Medali emas diraih oleh Bhanurasmi Salasika Djokonugroho. Adapun perunggu diraih oleh Benedicta Gloriele Arhia Aritonang, Eljaz Arshya Ekaputra dan Kiera Alesha Anindita.

Indonesia juga mengikuti kejuaraan Internasional yang diselenggarakan oleh Online World Taekwondo Association (OWTA) bertajuk “online peace Championship 2020” yang diikuti oleh 33 negara termasuk Indonesia pada 30 September 2020 lalu. Di ajang yang diikuti oleh 400 peserta tersebut, Indonesia yang diwakili oleh Kumgang Taekwondo Academy (KTA) berhasil meraih 1 emas, 1 perak dan 4 perunggu di kategori Cadet Male. Event yang diperuntukkan untuk meningkatkan misi perdamaian di dunia, khususnya untuk saudara-saudara kita di Afrika tersebut juga melibatkan salah satu wasit international (IR) asal Indonesia,  Ferdianyah yang dipercayakan sebagai juri. Selain itu, Indonesia juga mengirim atletnya di ajang “1 st Bangladesh Taekwondo International Championships 2020” yang berlangsung 3 – 4 Oktober 2020.

Dan jika tidak ada aral melintang, pada tanggal 24 Oktober 2020 nanti, PBTI akan menggelar kejuaraan Ambassador Cup yang akan diikuti oleh para atlet baik dari dalam maupun luar negeri.

Ketua Umum PBTI Letjen TNI (Purn) H. M.Thamrin Marzuki berharap berbagai rangkaian kegiatan dan prestasi yang sudah dicapai tersebut dapat terus ditingkatkan. Apalagi saat ini beberapa daerah sudah mulai berganti kepengurusan, yang oleh PBTI sudah dilantik secara resmi, baik langsung di lokasi pelantikan seperti pelantikan Pengprov TI Banten, maupun pelantikan yang dilakukan secara online, antara lain Pengprov TI Jambi, Bali dan Kalimantan Selatan.

“Para pengurus baru harus tancap gas untuk melakukan berbagai cara mendorong prestasi taekwondo di daerahnya masing-masing agar makin meningkat.” Ungkap Thamrin.

Lebih lanjut Bapak Thamrin Marzuki juga menjelaskan bahwa selama pandemic covid – 19 ini, PBTI juga terus melakukan kerjasama dan koordinasi dengan berbagai stakehoders. Baik dengan World Taekwondo, ASEAN Taekwondo Federation, Asian Taekwondo, KONI, KOI dan Kemenpora dengan mengutus perwakilan pengurus untuk mengikuti kegiatan-kegiatan di lembaga-lembaga tersebut.

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan antara lain, dibulan Februari 2020 Ketua Umum PBTI dan Menpora telah menandatangani MoU bantuan pra kualifikasi Olimpiade 2020 di Kantor kemenpora. Skema kerjasama ini ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas kebutuhan atlet pelatnas menuju olimpiade Tokyo 2020. 

Dibulan Maret, tepatnya pada tanggal 6 Maret 2020, PBTI menerima kunjungan dan menjalin kerjasama dengan Chairman ASEAN Taekwondo Federation Mr. Kris Wiluan di Kantor PBTI, Senayan Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum PBTI, Letjen TNI (purn) H. M. Thamrin Marzuki menyepakati kerjasama dengan ASEAN Taekwondo Federation terkait dengan upaya meningkatkan atmosfir dan kualitas olahraga taekwondo, khususnya di Indonesia.

Kegiatan lainnya adalah mengikuti sosialisasi pencegahan dan vaksinasi virus corona pada atlet serta official yang diikuti oleh perwakilan KOI, Kemenpora dan seluruh cabor  yang dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2020. Pada tanggal 28 Juni 2020 PBTI juga menyelenggarakan kegiatan virtual interview “the candidate of WT International Coach License”. Hasil dari kegiatan ini, PBTI kemudian mengutus perwakilan pelatih untuk megikuti coach License di Korea. 

Dikesempatan lain, pada tanggal 29 Juni 2020 PBTI juga mengikuti webinar dengan tema “Protokol Olahraga di Era New Normal Menuju Kebangkitan Olahraga Pasca Pandemik Covid – 19”, dan mengikuti berbagai sport webinar yang diselenggarakan beberapa kali oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

Dalam masa pandemic covid – 19 ini, PBTI juga masih berkesempatan mengikuti kepelatihan IR untuk Paralympic Tokyo 2020, bertajuk  “Paralympic Top 50 IRS Virtual Training yang diselenggarakan 29 – 31 Agustus 2020.  PBTI juga berpartisipasi mengikuti Rakernas KONI dan Musornaslub KONI, dimana Ketua Umum PBTI dipercaya menjadi Pimpinan Sidang.

Untuk diketahui pula, saat ini PBTI telah mengikutsertakan 14 orang pelatih nasional  yang mulai dari tanggal 5 – 6 Oktober 2020 mengikuti World Taekwondo Online Coach Course. Menurut Ketua Umum PBTI, Bapak Letjen TNI (Purn) H. M Thamrin Marzuki, tujuan diikutsertakannya para pelatih nasional Indonesia dalam pelatihan ini adalah untuk menambah jumlah dan kapasitas pelatih nasional yang berlisensi sehingga kedepannya dapat digunakan mendampingi atletnya di ajang kejuaraan internasional yang diikuti.

Dan selama pandemic covid – 19 PBTI tetap konsisten sejak awal tahun 2020 bersama Kemenpora sedang menyusun buku Pengembangan Program Atlet Jangka Panjang/ Long Term Athlete Development (LTAD) cabang olahraga Taekwondo. Buku ini rencananya akan menjadi panduan bagi para pelatih dalam rangka mengidentifikasi bakat dan potensi atlet serta bagaimana mengkonstruksi kapasitas dan prestasi atlet dalam jangka panjang sesuai dengan parameter sport science. Dan sejauh ini, buku tersebut sudah hampir selesai dan diharapan awal tahun depan sudah bisa di sosialisasikan ke berbagai daerah. 

Ketua Umum PBTI juga mengingatkan, bahwa dengan masih massifnya wabah pandemic covid – 19 yang melanda tanah air, dirinya berpesan agar dalam setiap kegiatan taekwondo di daerah, pengurus daerah tegas menjalankan protokol kesehatan yang telah PBTI kirimkan ke seluruh pengprov TI, untuk dijalankan secara konsisten dan konsekwen. Walaupun saat ini virus corona (Covid – 19) masih belum mereda, jangan sampai wabah ini menghilangkan semangat dan kreativitas pengurus untuk melaksanakan program-program pembinaan dan pengembangan prestasi. *) Adt

 

Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) sukses menggelar kejuaraan nasional taekwondo online E – Poomsae 2020. Kejurnas ini diikuti oleh 93 atlet dari 23 propinsi di Indonesia dengan mempertandingkan 7 nomor kategori. Yaitu beregu putra dan putri, free style putra dan putri,  individual putra dan putri serta pair (berpasangan).

Kejuaraan yang dibuka oleh Ketua Umum PBTI, Letjen TNI (Purn) H.M Thamrin Marzuki yang dihadiri pula oleh Ketua Umum KONI, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman ini, akhirnya menetapkan Jawa Barat sebagai kampiun juara umum.  Jawa Barat meraih total 3 medali emas dan 1 perak. Peringkat kedua direbut Jawa Tengah dengan meraih 2 emas dan 4 perak. DKI Jakarta harus puas diperingkat ketiga dengan memperoleh 1 emas dan 3 perunggu, disusul Jawa Timur diperingkat keempat dengan meraih 1 emas dan 1 perunggu.

Untuk diketahui, kejurnas taekwondo e – poomsae ini dilaksanakan secara virtual. Para peserta mengaplikasikan nomor yang dipertandingkan dari wilayahnya masing-masing. Dengan aplikasi yang telah disediakan oleh panitia, para wasit menilai peserta juga dari tempatnya masing-masing dari berbagai daerah.  Mengenai ketentuan aturan penilaian, tetap mengacu kepada standard aturan pertandingan yang biasa dilakukan secara konvensional dan tetap mengacu kepada rule of World Taekwondo (WT). Untuk kejurnas kali ini, terdapat 16 wasit yang bertugas yang berasal dari 16 propinsi yaitu Papua Barat,Sulteng, Sultra, kaltim, Kalteng, Jatim, Jogya, Jateng, Jabar, Banten, DKI, Sumsel, Jambi, Riau dan Kaltara.

Terkait dengan hasil kejurnas e – poomsae 2020 ini, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBTI, Yefi Triaji mengatakan bahwa dirinya sangat mengapresiasi dan berterima  kasih kepada seluruh pengprov TI yang mendukung kejurnas ini. Apalagi ini dilakukan ditengah Pandemi Covid – 19.

“Tanpa dukungan para Pengprov TI di seluruh Indonesia, tidak mungkin kejurnas ini bisa berjalan lancar dan sukses”. Ujar Yefi

Lebih lanjut Yefi mengatakan bahwa dirinya juga berterima kasih kepada Bidang pertandingan PBTI dan seluruh jajaran panitia yang telah memfasilitasi dan menyediakan aplikasi untuk kejurnas ini, sehingga kita semua, termasuk para wasit dapat bekerja dengan maksimal dan tetap menilai secara obyektif penampilan seluruh peserta.

Namun demikian, Yefi menilai bahwa dari hasil kejurnas poomsae ini, masih ada catatan penting yang harus menjadi bahan evaluasi kita bersama. Catatan penting tersebut adalah sebagian daerah masih menampilkan para atlet-atlet senior, yang seharusnya sudah bisa memberikan kesempatan kepada para atlet yang lebih muda.  Dan masih belum meratanya kualitas atlet didaerah-daerah.  Dua hal tersebut tentu harus menjadi bahan evaluasi kita bersama. Dirinya berharap jika system zonasi pembinaan dan pertandingan bisa diterapkan maksimal, dirinya yakin masalah gap atau tidak meratanya persebaran kualitas atlet ini bisa kita atasi.

“Dominasi  prestasi kategori poomsae masih belum tersebar merata keseluruh propinsi. Dari 23 propinsi yang berpartisipasi, hanya 9 propinsi yang memperoleh medali. Raihan emas juga masih didominasi dari daerah-daerah pulau Jawa saja.” Ungkapnya

Yefi berharap, seluruh Pengprov TI juga mengambil pelajaran dari hasil kejurnas taekwondo e – poomsae ini. Baik dari sisi kualitas atlet, pemerataan didaerah, maupun dari sisi regenerasi atlet.  Menurutnya, walaupun kualitas atlet baik, tapi jika stagnan pada aspek regenerasi, maka akan berdampak pada kekuatan taekwondo Indonesia nantinya dalam jangka panjang. Sebab menurutnya, yang memproduksi atlet nasional Tekwondo Indonesia Indonesia adalah pengurus di daerah. Oleh karenanya, pasca kejurnas, PBTI akan melakukan evaluasi bersama dengan para pengprov TI untuk menyikapi hasil kejurnas ini, sebagai bagian penting dari evaluasi program bidang pembinaan prestasi kedepan.

“Persaingan antar daerah untuk meraih tempat terbaik memang sangat penting, namun saya berharap pengprov TI juga bisa bersinergi untuk bisa saling membantu pengprov TI lain yang wilayahnya masih minim prestasi atletnya. Sebaliknya, daerah yang tertinggal prestasinya juga diharapkan lebih proaktif melakukan studi komparatif kepada daerah yang dianggap sudah baik prestasinya. Untuk Hal ini PBTI akan ikut bersama-sama mendorong dan memfasilitasi, guna proses pemerataan tersebut berlangsung.” Terang Yefi.

Hasil lengkap :

  1. Jawa Barat (3 emas, 1 perak)
  2. Jawa Tengah (2 emas, 4 perak)
  3. DKI Jakarta (1 emas, 3 perunggu)
  4. Jawa Timur (1 emas, 1 perunggu)
  5. Banten (1 perak, 2 perunggu)
  6. Sumatra Selatan (1 perak, 1 perunggu)
  7. Sulawesi Tengah (3 perunggu)
  8. DIY (2 perunggu)
  9. Kalimantan Tengah (1 perunggu)
Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Letjen TNI (Purn) H.M Thamrin Marzuki mengatakan bahwa Taekwondo Indonesia siap menjalankan prinsip sport science, sport Industry dan Sport Tourism dalam setiap kegiatan olahraga taekwondo. Baik itu kegiatan taekwondo prestasi, maupun kegiatan taekwondo berbasis pemmasalan. Hal tersebut disampaikan Thamrin Marzuki berkaitan dengan peringatan Hari Olahraga Nasional (HAORNAS) 2020 sekaligus membuka kejuaraan nasional (Kejurnas) taekwondo online E – Poomsae di Cibubur, Jakarta Timur (9/9/2020).

Menurut Thamrin Marzuki, seperti yang telah disampaikan Kemenpora, momentum Hari Olahraga Nasional (HAORNAS) tanggal 9 September 2020 ini,  tema besar yang diusung adalah; Sport ScienceSport Industry, dan Sport Tourism. Pemerintah, melalui Kemenpora menyampaikan bahwa  3 aspek penting dalam aktivitas olahraga yang harus dilakukan oleh stakeholders olahraga. Dari praktisi hingga pengurus seluruh cabang olahraga sampai dengan masyarakat luas adalah mengetahui dan memahami bagaimana sport sciencesport industry dan sport tourism tersebut terintegrasi dan terkemas dalam kegiatan olahraga, baik itu olahraga prestasi maupun olahraga berbasis pemassalan.  Pemerintah seperti yang disampaikan Kemenpora, ingin setiap cabor memiliki grand design tentang 3 aspek tersebut.

“Dalam perspektif itulah, saya selaku ketua Umum PBTI akan berusaha memastikan, bahwa cabor taekwondo dapat mengikuti orientasi dari tema besar HAORNAS yang sebenarnya merupakan visi pemerintah di bidang olahraga yang dapat diimplementasikan ditingkat cabang olahraga (cabor).” Ujar Thamrin

Lebih lanjut ketua Umum PBTI menjelaskan bahwa diakui saat ini, apa yang dicanangkan oleh pemerintah untuk dilaksanakan itu tidak lah mudah. Tantangan begiat dalam aktivitas olahraga taekwondo makin bertambah dan begitu kompleks. Didaerah, bukan saja kita menghadapi tantangan fasilitas, sarana dan masalah teknis lainnya, tapi saat ini kita juga menghadapi masalah serius terkait dengan adanya wabah pandemic covid – 19 yang masih belum jelas kepastiannya, kapan akan berakhir. Dampak dari adanya wabah ini, bukan saja berimbas pada kualitas dan intensitas berlatih, tapi juga berdampak pada tidak adanya kejuaraan-kejuaraan taekwondo yang digelar. Baik dalam skala lokal, maupun dalam skala nasional. Bahkan sejumlah agenda kejuaraan internasional-pun banyak yang tertunda bahkan gagal di gelar.

Terkait hal itu, selaku Ketua Umum PBTI, dirinya memberikan motivasi agar seluruh komponen di daerah agar semangat dan tetap korbankan jiwa korsa (esprit de corps) sebagai praktisi taekwondo yang pantang menyerah.  Dan tidak merubah sedikitpun target pencapaian dan agenda-agenda penting tata kelola organisasi, agar kualitas dan pembinaan dan pengembangan para atlet, pelatih dan para wasit tetap terjaga dengan baik. 

“Saya juga meminta kepada para pengurus dan para praktisi taekwondo di seluruh Indonesia, untuk terus melakukan berbagai kreativitas dan inovasi yang bertujuan untuk menstimulasi dan menggairahkan terus atmosfir kegiatan taekwondo di seluruh Indonesia,.” Ujar Thamrin

Kejurnas E – Poomsae inilah salah satunya. Sebelumnya pernah juga diselenggarakan kejuaraan taekwondo berbasis online.  Yakni 1st Indonesia Taekwondo E – Poomsae Tournament Battle 2020. Bahkan turnamen tersebut disertifikasi resmi Kemenpora dan diikuti oleh 323 atlet dari 58 tim yang tersebar di 16 provinsi. Kemudian kejuaraan serupa berskala nasional yang baru saja digelar oleh Pengprov TI Banten beberapa waktu yang lalu. Kejuaraan-kejuaraan tersebut sukses dilaksanakan dan mendapat respons positif dari masyarakat taekwondo Indonesia.

Menurutnya, dalam konteks inilah tepat dan relevan kiranya, momentum HAORNAS kali ini, kita canangkan upaya untuk menggelorakan semangat pantang menyerah. Dan tentunya harapan agar eksistensi olahraga taekwondo dapat mencapai reputasi dan prestasi terbaiknya menuju pentas dunia.  Reputasi terbaik itu menurut Thamrin dimulai dari sebuah proses pembinaan berbasis sport science. Sports Science ini harus menjadi mind set para praktisi yang terlibat langsung dalam proses pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga taekwondo.

“Terkait dengan Pendekatan Sport Science, saat ini PBTI tengah menyusun program LTAD (Long Term Athlete Development), yang diharapkan akhir tahun ini selesai penyusunannya, dan awal tahun depan akan menjadi cetak biru bagi kebijakan jangka panjang PBTI untuk diimplementasikan dan dijalankan oleh semua Pengprov TI. Pendekatan yang dibangun dari konsep LTAD ini tentu adalah sport Science yang mengintegrasikan konsepsi dan target kepelatihan dari usia Pra kadet, kadet dan junior, konsepsi tentang target dan orientasi kompetisi hingga konsepsi tentang aspek physical & nutrisi.” Ujar Thamrin

Selanjutnya kedepan, selaku Ketua Umum PBTI, dirinya berharap semua kejuaraan-kejuaraan olahraga taekwondo di Indonesia harus makin mendorong Sports Tourism. Setiap daerah atau tuan rumah, bisa saja menyisipkan paket wisata yang menjadi potensi daerah tersebut. Atau bisa saja event kejuaraan tidak selalu berada di GOR, tapi bisa saja berada di lokasi obyek wisata. Berbagai negara sudah mengembangkan Sports Tourism ini.

Terkait dengan Sports Industry. Menurut Thamrin Marzuki, Sekarang ini olahraga dimanapun tidak mungkin terlepas dari industri olahraga. Sejauh ini, kegiatan Sports Industry, baik industri berupa produk dan jasa keolahragaan di setiap event atau kejuaraan taekwondo telah terakomodir dan memberikan peluang serta potensi ekonomi (economic opportunity). Kedepan, dirinya berharap potensi ini terus dikembangkan. Ia mengakui saat ini keterlibatan beberapa pengusaha lokal (baca : yang dikelola oleh praktisi taekwondo) Indonesia yang membantu pelaksanaan kejuaraan-kejuaraan dan kegiatan-kegiatan taekwondo, sudah reputable dan diakui dunia internasional. Setiap kejuaraan taekwondo juga selama ini telah berimbas dengan terbukanya kesempatan bagi UMKM untuk berpartisipasi.

“Saya berharap kondisi ini terus dipertahankan dan makin ditingkatkan. Bagi para pengusaha yang begiat dalam industri olahraga taekwondo yang selama ini eksistensinya sudah diakui oleh komunitas praktisi taekwondo Indonesia, saya juga berharap agar pelaku usaha di industri olahraga ini, terus mengeskalasi dan memberikan peluang bagi pelaku usaha dan UMKM yang lainnya, agar bisa tumbuh dan berkembang serta bersinergi dengan baik. Imbasnya, tentu saya berharap eksistensi para pelaku ekonomi di industri olahraga ini, akan memberikan kontribusi dalam bentuk dukungan dan sponsorship bagi program-program kegiatan taekwondo di Indonesia. (Adt)

Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Letjen TNI (Purn) H.M Thamrin Marzuki membuka Kejuaraan Nasional Taekwondo E – Poomsae yang dilaksanakan secara online yang bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional (HAORNAS) di Cububur, Jakarta 9/9/2020. Kejurnas taekwondo itu sendiri akan mulai dari tanggal 12 – 13 September 2020.

Menurut Ketua Umum PBTI, Kejurnas yang dilaksanakan ditengah wabah pandemic covid – 19 ini merupakan upaya bagi PBTI untuk terus melakukan kreativitas dan inovasi guna mendorong para atlet agar terus semangat berlatih dengan menciptakan event taekwondo yang terus disesuaikan kebutuhannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis online system, sambil tetap ketat dengan menjalankan prosedur dan protokol kesehatan.

“Sebelumnya, selama pandemic covid - 19 ini,  kejuaraan berbasis online telah beberapa kali dilakukan. Antara lain 1st Indonesia Taekwondo E – Poomsae Tournament Battle 2020. Bahkan turnamen tersebut disertifikasi resmi Kemenpora dan diikuti oleh 323 atlet dari 58 tim yang tersebar di 16 provinsi. Kemudian kejuaraan serupa berskala nasional yang baru saja digelar oleh Pengprov TI Banten beberapa waktu yang lalu. Alhamdulillah, kejuaraan-kejuaraan tersebut sukses dilaksanakan dan mendapat respons positif dari masyarakat taekwondo Indonesia. Semoga Kejurnas E – Poomsae juga akan berjalan sukses dan lancar.” Terang Thamrin Marzuki.

Selain itu, menurut Ketua Umum PBTI, Kejurnas Taekwondo E – Poomsae ini merupakan salah satu bagian dari upaya PBTI untuk menelaah sejauhmana hasil kualitas pemusatan latihan para atlet di daerah, terutama terkait dengan sejauhmana terciptanya proses regenerasi atlet yang dilakukan oleh pengurus propinsi di seluruh Indonesia. Pentingnya regenerasi atlet ini menurut Ketua Umum harus menjadi bagian dari mind set pengurus didaerah disetiap kejuaraan yang digelar oleh PBTI. Sebab regenerasi atlet yang berkualitas adalah salah satu indikator keberhasilan program pembinaan dan pengembangan prestasi yang dilakukan oleh para pengurus di daerah.

“Harapan saya selaku Ketua Umum PBTI, semoga Kejurnas Taekwondo E – Poomsae ini juga melahirkan generasi baru atlet yang berkualitas itu. Walaupun kejuaraan ini didesain secara online, dikarenakan tengah terjadi pandemi COVID – 19, namun PBTI tetap berpedoman pada standarisasi teknis kejuaraan. Dan penilaian-pun sesuai dengan parameter penilaian lazimnya standard kejuaraan internasional. Jadi Output berupa lahirnya para juara di kejuaraan ini, sama nilai kualitasnya di kejuaraan-kejuaraan yang secara konvensional biasa diadakan.”. Tegas Ketua Umum PBTI

Kejurnas Taekwondo kali ini diikuti oleh 23 Propinsi dengan jumlah 93 atlet yang diharapkan terbaik dari masing-masing propinsi. Mereka akan mengikuti 7 kategori poomsae yang dipertandingkan. Yaitu Beregu putra dan putri, freestyle putra dan putri,  individual putra dan putri serta pair (berpasangan).

“Dilihat dari jumlah propinsi yang mengikuti kejurnas ini, Alhamdulillah sebagian besar besar propinsi bisa berpartisipasi. Selaku ketua Umum PBTI, saya mengapresiasi kerja keras panitia dan terutama kesiapan pengurus di daerah untuk bisa berpartisipasi mengikuti kejurnas”. Ujarnya

Tidak mudah memang menyelenggarakan kegiatan dan pengprov TI memutuskan untuk ikut berpartisipasi di tengah masa sulit ini. Harapan Ketua Umum, semoga keikutsertaan pengprov TI di kejurnas ini, dibarengi dengan ditampilkannya para atlet terbaik. Selain itu, selaku ketua Umum PBTI,  dirinya percaya bahwa walaupun ditengah masa pandemi COVID – 19 ini, agenda pembinaan dan pengembangan prestasi di daerah, khususnya dalam rangka menghadapi PON XXI di Papua 2021 mendatang tetap menjadi salah satu target penting pengurus di daerah. Dan saya yakin bahwa ajang Kejurnas ini adalah bagian dari salah satu sarana bagi pengurus propinsi untuk mengukur sejauh mana hasil yang dicapai dalam proses kesiapan menuju PON tersebut.

Jadi diharapkan dari hasil ini, nantinya para atlet dapat terus dievaluasi dan dianalisa, sambil terus dilakukan monitoring, khususnya terkait aspek technical skill mereka. Sehingga pada saatnya nanti mereka menjadi atlet yang makin siap pakai, bukan saja untuk daerahnya, tapi juga bagi PBTI sebagai atlet nasional nantinya untuk mewakili Indonesia di event-event internasional.

Hadir dalam acara pembukaan Ketua Umum KONI Bapak Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, bersama Sekjen KONI Bapak Ade Lukman.  (Adt)    

 

Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Letjend TNI (Purn) H. M Thamrin Marzuki S.Sos, melantik jajaran pengurus Provinsi Taekwondo Indonesia (Pengprov TI) Jambi masa bakti 2020 – 2024 yang diketuai oleh Budi Yako S.Kom, di Swiss-Belhotel, Kota Jambi, Jambi (26/7/2020)

Budi Yako sebelumnya terpilih secara aklamasi di Musyawarah Provinsi (Musprov) TI Jambi yang berlangsung di gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jambi, Kota Jambi, Jambi, Sabtu (18/01/2020). Saat itu, seluruh peserta Musprov TI Jambi sepakat bahwa meminta anggota DPRD Provinsi Jambi ini untuk menjadi  Ketua Umum Pengprov TI Jambi yang baru menggantikan Tony Simbolon S.Kom SH dan disahkan melalui Surat Keputusan PBTI Nomor SKEP.08/PBTI/III/2020.

Pelantikan Budi Yako beserta seluruh jajaran pengurus Pengprov TI Jambi memang  terlambat dilakukan. Hal tersebut dimaklumi karena pasca pemilihan awal tahun ini, wabah pandemic Covid – 19 mulai masuk Indonesia hingga saat ini. Pelantikan kali ini pun dilaksanakan secara virtual sekaligus yang pertama bagi PBTI melantik kepengurusan provinsi secara virtual di Indonesia namun tetap memberlakukan protokol kesehatan ketat yang berlaku dan menjadi pedoman dalam prosesi acara pelantikan.

Dalam sambutannya yang dilakukan secara virtual melalui aplikasi Zoom ini, Ketua Umum PBTI, Letjend TNI (Purn) H.M Thamrin Marzuki S.Sos menyampaikan ucapan selamat bertugas dan memimpin Pengurus Provinsi Taekwondo Indonesia Jambi kepada  saudara Budiyako S.Kom, sebagai Ketua Umum Pengprov TI Jambi periode 2020– 2024 yang terpilih secara aklamasi oleh seluruh Pengkab/Pengkot yang hadir pada saat Musyawarah Provinsi.

“Laksanakan amanah kepemimpinan ini dengan mempedomani petunjuk organisasi sesuai yang tertuang di dalam AD/ART, laksanakan prinsip-prinsip tata kelola kegiatan taekwondo sesuai dengan ketentuan tata laksana yang telah dikeluarkan oleh PBTI sebagai dasar pijak kegiatan, dan yang paling penting adalah tetap kobarkan semangat untuk selalu berusaha mencapai prestasi terbaik untuk taekwondo Jambi.” Tegas Bapak Thamrin

Selain itu, Ketua Umum PBTI juga mengapresiasi kinerja saudara ketua Pengprov TI Jambi beserta jajaran pengurus di periode sebelumnya. Atas nama pribadi dan Ketua Umum PBTI, belau mengucapkan terima kasih atas tanggung jawab dan dedikasinya dalam mengurus dan mengelola taekwondo Jambi dengan baik. Dirinya menilai banyak kemajuan dan prestasi yang telah dicapai oleh propinsi Jambi dalam upayanya menembus peta persaingan taekwondo di tanah air.

Untuk itu, Ketua Umum PBTI berpesan kepada saudara Budi Yako, S.Kom untuk meneruskan program-program yang sudah berjalan positif selama ini, merekonstruksinya menjadi lebih baik, sambil terus berevaluasi memperbaiki segala kekurangan yang ada. Karena menurutnya organisasi yang baik adalah organisasi yang mampu mengevaluasi problem menjadi solusi, dan melihat tantangan kedepan sebagai opportunity.

Dalam amanahnya Ketua Umum PBTI juga mengingatkan bahwa tantangan mengelola organisasi saat ini begitu kompleks. “Kita bukan cuma menghadapi tantangan regenerasi, pembinaan dan prestasi, tapi juga tantangan global yang saat ini masih mendera dunia. Yakni pandemic corona vrus (covid – 19).” Ujar Bapak Thamrin.

Oleh karena itu, Beliau meminta kepada seluruh pengurus propinsi. Termasuk Pengrov TI Jambi agar senantiasa tetap fokus bekerja mendorong perubahan konstruktif tata kelola dan berbagai kegiatan taekwondo, sambil mengambil peran strategis sebagai bagian dari garda terdepan untuk membantu pemerintah dan instansi terkait, dalam upaya mencegah dan memutus mata rantai penyebaran virus corona (Covid – 19).

“Ada tanggung jawab lebih yang dibebani oleh pengurus untuk berusaha menjaga kesehatan seluruh komponen taekwondo (baik itu atlet, pelatih, wasit, maupun pengurus) agar tidak terpapar covid – 19. Termasuk menjaga agar komunitas taekwondo tidak menjadi cluster baru penyebaran covid – 19.” Imbuhnya kepada seluruh pengurus.

Untuk itu dirinya berpesan agar dalam setiap kegiatan taekwondo di daerah, pengurus daerah tegas menjalankan protokol kesehatan yang telah PBTI kirimkan ke seluruh pengprov TI, untuk dijalankan secara konsisten dan konsekwen.

Walaupun saat ini Pandemic virus corona (Covid – 19) masih belum mereda, jangan sampai wabah ini menghilangkan semangat dan kreativitas pengurus dan pelatih untuk tetap menjalankan program-program pembinaan. Saat ini sudah zamannya era digital dan social media placement. Manfaatkan potensi yang kita miliki untuk adaptif pada perkembangan dan tantangan saat ini.

Diakhir sambutannya Ketua Umum PBTI meminta agar Pengprov TI Jambi terus mempertahankan dan meningkatkan prestasi taekwondoinya. Sebab menurutnya  Jambi saat ini termasuk yang terbaik. Khususnya di Sumatera dan berhasil meloloskan 6 atlet di PON Papua mendatang.

Pada sambutan selanjutnya Ketua KONI Provinsi Jambi, Indra Armendaris SH MH juga berharap kondisi pandemi Covid 19 tidak mempengaruhi semangat jajaran pengurus serta atlit-atlit taekwondo provinsi Jambi untuk terus berprestasi.

"Seperti hari ini, meski masih pandemi, pelantikan dilakukan secara virtual, harus menjaga jarak, harus menyesuaikan dengan protokol kesehatan, semoga atlet taekwondo provinsi Jambi terus berprestasi," ujar Indra, yang juga berprofesi sebagai advokat ini.

Ia menyadari di masa pandemi honor pelatih, asisten pelatih dan atlet di pelatda terpangkas dan hanya dibiayai hingga Maret 2020.

"Makanya kami memahami betul kondisi dan berusaha menyisikan dana hibah untuk diberikan meski jumlahnya tidak sesuai yang diharapkan," jelas Indra.

Sementara itu, Ketua Pengprov Taekwondo Indonesia Jambi Budi Yako berharap di kepengurusannya ini bisa meningkatkan prestasi lebih maksimal. Tentu butuh kerjasama yang baik dengan semua pihak baik Diskepora (Dinas Kepemudaan dan Olahraga) Provinsi Jambi dan KONI Provinsi Jambi.

"Jika di masa kepemimpinan Ketua yang lama mampu mengukir banyak prestasi, saya berharap di masa bakti kepengurusan saat ini, dapat lebih ditingkatkan lagi hingga mencapai titik maksimal.  Yang mana salah satu kunci untuk mencapainya adalah kerjasama yang baik diantara pengurus di Pengprov TI Jambi, PBTI, Dinas Kepemudaan dan Olah Raga Provinsi Jambi serta KONI Provinsi Jambi," tegasnya.

Pelantikan ini dihadiri oleh Ketua KONI Provinsi Jambi Indra Armendaris SH MM dan Kadiskepora Provinsi Jambi yang diwakili sekretaris dinas Ahmad Thaulan SH MH, serta Pengurus Kabupaten/Kota melalui aplikasi zoom.

Pada akhir kata sambutannya Ketua Umum Pengprov TI Jambi Budi Yako tidak lupa menyampaikan sebuah pantun indah dari bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah,

Jalan-Jalan Ke Kota Jambi
Jangan Lupa Main Ke Candi Muaro Jambi
Kalau Lengkap Teknik Chagi
Prestasi Tinggi Bukanlah Mimpi

 

 

Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTi) Letjen TNI (Purn) H. M Thamrin Marzuki, melantik jajaran pengurus Provinsi taekwondo Indonesia (Pengprov TI) Banten masa bakti 2019 – 2023 yang diketuai oleh Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH, di hotel Ultima Horison Ratu, Serang, Banten (8/7)

Airin sebelumnya terpilih secara aklamasi di Musyawarah Provinsi (Musprov) TI Banten yang berlangsung di RM. Remaja Kuring BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (31/12/2019). Saat itu, seluruh peserta Musprov TI Banten sepakat bahwa meminta mantan finalis Putri Indonesia 1996 ini untuk menjadi  Ketua Umum Pengprov TI Banten yang baru menggantikan Engkos Kosasih Samanhudi.

Pelantikan Airin beserta seluruh jajaran pengurus Pengprov TI Banten memang  terlambat dilakukan. Hal tersebut dimaklumi karena pasca pemilihan akhir tahun lalu, wabah pandemic Covid – 19 mulai masuk Indonesia hingga saat ini. Saat pelantikan hari ini pun protokol kesehatan tetap berlaku dan menjadi pedoman dalam prosesi acara pelantikan.

Dalam sambutannya Ketua Umum PBTI, Letjen TNI (Purn) H.M Thamrin Marzuki menyampaikan ucapan selamat bertugas dan memimpin Pengurus Propinsi Taekwondo Indonesia Banten kepada  saudara Airin Rachmi Diany, SH, MH, sebagai Ketua Umum Pengprov TI Banten periode 2019– 2023 yang terpilih secara aklamasi oleh seluruh Pengkab/Pengkot yang hadir pada saat Musprov.

“Kepercayaan dan dukungan penuh tersebut harus menjadi landasan bagi seluruh pengurus di jajaran Pengrov TI Banten dalam menata kelola organisasi TI Banten. Kepercayaan dan dukungan penuh itu juga bukan saja telah memenuhi syarat legitimasi formal. Tapi juga menjadi komitmen moral sekaligus momentum strategis bagi seluruh pengurus untuk menjalankan amanah kepercayaan yang diberikan oleh seluruh praktisi TI Banten dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab agar pembinaan dan pengembangan prestasi, baik atlet, wasit dan para pelatih taekwondo Banten semakin lebih baik lagi kedepan.” Tegas Bapak Thamrin  

Selain itu, menurut Ketua Umum PBTI, kepemimpinan saudara Airin beserta seluruh jajaran pengurus, harus mampu menjawab berbagai tantangan dan dinamika dalam upaya meningkatkan pembinaan, pengembangan dan prestasi taekwondo Indonesia di Propinsi Banten. Oleh karena iti dirinya minta agar seluruh program-program Pengprov TI Banten  nantinya harus menjamin sinergitas dan kolaborasi konstruktif  dengan program PBTI. Utamanya terkait dengan program mengenai pembinaan dan pengembangan atlet, pelatih dan para wasit. Apalagi saat ini PBTI sedang menyusun konsepsi panduan akademis dan standarisasi program pengembangan atlet jangka panjang/Long Term Athlete Development Program (LTAD) bekerjasama dengan Kemenpora RI yang Insya Allah tahun depan akan disosialisasikan ke seluruh pengprov TI.

Lebih lanjut Ketua Umum PBTI juga berpesan agar jajaran pengurus propinsi TI Banten senantiasa terus menjalin sinergi, memelihara dan menjaga komunikasi dan koordinasi dengan stakeholders terkait. Antara lain kepada jajaran pemerintah daerah, Dinas olahraga, dan KONI Daerah Propinsi Banten, yang Alhamdulillah sebenarnya hal ini sudah sangat terpelihara baik di propinsi Banten. Apalagi saat ini Ketua Umum TI Banten adalah pejabat pemerintah di wilayah propinsi Banten (Dalam hal ini selaku walikota Tangerang Selatan). Dalam perspektif itulah dan dengan dilandasi oleh budaya komunikasi yang efektif dan konstruktif, serta dibarengi dengan tata kelola organisasi yang professional dan transparan, Dirinya optimis taekwondo Banten akan makin kompetifif bersaing dengan propinsi lain di pentas nasional. Dan akan mampu memberikan kontribusi lahirnya atlet nasional yang mewakili Indonesia di pentas Internasional.

Untuk Seluruh Pengurus Propinsi TI, khususnya  TI Banten, selaku Ketua Umum PBTI dirinya juga berpesan agar tetap menjunjung tinggi ketentuan protokol kesehatan dan aturan pemerintah pusat dan daerah terkait penanganan dan penanggulangan Covid – 19.   Ketua Umum PBTI tidak menginginkan aktvitas taekwondo menjadi cluster baru penyebaran covid 19. Oleh karenanya ketegasan dan kedisiplinan pengurus dalam menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap setiap aktivitas kegiatan taekwondo, menjadi sangat penting dan krusial bagi upaya kita menjaga keamanan dan keselamatan mereka.

Namun demikian, walaupun banyak aktivitas kegiatan taekwondo yang terhenti atau tertunda. Namun jangan sampai menghilangkan semangat dan kreativitas pengurus dan pelatih untuk tetap menjalankan program-program pembinaan. Saat ini sudah zamannya era digital dan social media placement. Manfaatkan potensi yang kita miliki untuk adaptif pada perkembangan dan tantangan saat ini.  Sudah banyak tersedia solusi mengenai program latihan online (e – training) dengan pola dan metode yang tidak mengurangi substansi dan kualitas program kepelatihan tersebut.  Sebagai contoh, baru saja kita menyelenggarakan kejuaraan taekwondo berbasis online.  Kejuaraan tersebut bernama “1st Indonesia Taekwondo E – Poomsae Tournament Battle 2020”. Turnamen tersebut  disertifikasi resmi Kemenpora dan diikuti oleh 323 atlet dari 58 tim yang tersebar di 16 provinsi. Alhamdulillah kejuaraan pertama taekwondo berbasis online tingkat nasional ini di support oleh Kemenpora dan sukses penyelenggaraannya.

Sementara itu, pasca dilantik, Airin bertekad akan lebih memajukan kembali cabang olahraga taekwondo di Banten. Ia menyampaikan, dalam setiap kepengurusan harus memiliki visi misi yang sama. Meski pun setiap individu manusianya memiliki kekurangan dan kelebihannya. 

"Jadi kita harus saling melengkapi satu sama lainnya untuk kepengurusan yang lebih solid," ujarnya.

Airin menginginkan lewat taekwondo Banten bisa mengharumkan nama daerah, baik di level nasional, bahkan di level internasional.

"Sehingga kami menginginkan semua pengcab yang ada di Banten untuk sama-sama mencari bibit-bibit atlet untuk mengharumkan nama daerah," tutur dia.

Pelantikan kali ini dihadiri oleh Ketua KONI Banten Rumiah Kartoredjo beserta jajaran,  para pengurus PBTI dan pengurus Kabupaten/Kota serta tamu undangan.

 

Pandemic Virus corona (Covid – 19) yang mewabah hampir keseluruh dunia memang sempat membuat seluruh aktivitas, termasuk kegiatan olahraga terganggu. Demi faktor keselamatan dan kesehatan, semua aktivitas tersebut untuk sementara terhenti atau ditunda. Banyak kasus, mereka yang teridentifikasi positif covid – 19 juga menimpa para pegiat olahraga. Terutama para atlet dan pelatih. Akibatnya, untuk menjaga dan menyelamatkan mereka, kegiatan latihan dan terutama berbagai agenda turnamen atau pertandingan yang telah disiapkan, dari level lokal, nasional hingga internasional dibatalkan atau ditunda. Termasuk kegiatan olahraga taekwondo di Indonesia.

Namun semua aktivitas yang terhenti atau tertunda tersebut hanya berlaku sementara. Era digital saat ini membuat semua orang kemudian melakukan kreativitas agar semua aktivitas tersebut tetap berlangsung tanpa mengurangi semangat dan esensi dan terutama kualitasnya. Termasuk dalam hal ini para praktisi taekwondo Indonesia. Bukan saja kegiatan kepelatihan (e-training), turnamen juga digelar dengan format online (e - Tournament). 

Seperti belum lama ini, Indonesia Youth & Sports Festival (IYOS), bekerjasama dengan Kemenpora RI menggelar E – tournament (kejuaraan taekwondo secara online) kategori poomsae (recognize dan freestyle)  nasional 5 – 6 Juli 2020. Kejuaraan tersebut diperuntukkan untuk kelas prestasi dan Festival yang diikuti dari berbagai kategori usia.

Menurut Ketua Penyelenggara Tri Nurjanah, Kejuaraan bertajuk “1st Indonesia Taekwondo E – Poomsae Tournament Battle 2020” yang disertifikasi resmi kemenpora ini diikuti oleh 324 atlet dari 58 tim yang tersebar di 16 provinsi. Kejuaraan ini mempertandingkan kelas pemula dan prestasi dengan pembagian kategori umur yakni, pra kadet (maks : 11 tahun), kadet (maks : 14 tahun), Junior (maks : 17 tahun), senior (maks : 30 tahun), master (under 40, 50, 60 tahun) dan Freestyle. Menurutnya, kejuaraan ini dilaksanakan dalam upaya untuk terus menjaga semangat berlatih dan mendorong kreatifitas para atlet, pelatih dan seluruh praktisi taekwondo yang terlibat agar terus adaptif pada perkembangan teknologi.

“Wabah covid – 19 ini harus dijadikan pemicu sekaligus tantangan untuk tetap berprestasi dimasa yang akan datang. Walaupun sesuai dengan standard protokol kesehatan yang baru bisa diakomodir adalah kategori poomsae.” Ujar Tri Nurjanah yang juga merupakan salah satu wasit internasional (International referee) yang dimiliki Indonesia.

Ditambahkan Tri Nurjanah, kejuaraan di masa pandemi Covid – 19 ini dimungkinkan dilaksanakan dan disetujui oleh pemerintah dan pihak berwenang, dengan pelaksanaan tetap mengacu kepada prinsip protokol kesehatan. Oleh karenanya, yang bisa dipertandingkan adalah kategori poomsae (jurus). Ana (panggilan Tri Nurjanah) juga menjelaskan bahwa teknis dan aturan penyelenggaraan turnamen mengacu kepada pola yang disesuaikan dengan kondisi saat ini, namun sebenarnya secara substansi tidak mengurangi kualitas dari sisi penilaian.

“Kita mengacu kepada aturan protokol kesehatan dan penilaian kepada peserta berbasis online atau video yang disaksikan oleh para wasit.” Jelasnya.

Kejuaraan ini disupervisi langsung oleh Bidang Pertandingan PBTI dan komisi perwasitan PBTI dengan mengadaptasi pertandingan internasional seperti Daedo Open 2019 lalu di Malaysia.

Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBTI, Yefi Triaji mengatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi kejuaraan ini. Untuk pertama kalinya kejuaraan bisa berlangsung di tengah wabah covid – 19.  Dirinya berharap walaupun banyak kekurangan dan keterbatasan, kejuaraan ini secara empiris dapat dijadikan sebagai sarana edukasi dan pengalaman berharga bagi atlet, pelatih dan wasit. Khusus bagi para  praktisi taekwondo di daerah, event ini bisa dijadikan barometer untuk bisa menggelar event-event serupa.  Hal ini menurut Yefi penting untuk dilaksanakan agar para atlet tetap terus semangat berlatih. Sebab turnamen adalah salah satu indikator bagi atlet untuk terus berlatih menjaga kebugaran, tetap menajamkan skill dan performa untuk menghadapi masa-masa di era new normal nanti.

Selain itu, menurut Yefi, kejuaraan ini juga menjadi stimulus bagi para peserta karena dalam waktu dekat WT dan World Taekwondo Asia akan menggelar kejuaraan serupa. “Dengan adanya kejuaraan ini, paling tidak para peserta sudah memiliki pengalaman dan terbiasa dengan pola penilaian dan penggunaan teknologi yang digunakan.” Ujar Yefi.

Berikut adalah hasil kejuaraan :

Kategori Kadet Putra Prestasi :

Emas               : BTJ Poomsae Team (MUHAMMAD NADIM FATHURRAHMAN H)

Perak              : BTJ Poomsae Team (BAGAS HARDI PUTRA)

Perunggu        : KABUPATEN TANGERANG (MUHAMMAD IQBAL)

Perunggu        : PPLP KAB. KATINGAN (M HABBIL FATHI FARHAT)

Kategori Kadet Putri Prestasi :

Emas               : Acebon Kota Bandung (Jingga Joelanda Sukoco)

Perak              : BTJ Poomsae Team (ZAHRA 'AINUN SHAFIRA)

Perunggu        : BTJ Poomsae Team (KEISHA AURELIA PUTRI AMIN)

Perunggu        : BTJ Poomsae Team (INDHIRA PRADNYA WEDHASWARI)

Kategori Junior Putra Prestasi :

Emas               : SKO Ragunan Kemenpora (Johansen Vicenzo Angtolis)

Perak              : SKO Ragunan Kemenpora (Muhammad Rizal)

Perunggu        : BTJ Poomsae Team (IZZAT MOHAMMAD)

Perunggu        : Sorowako Taekwondo Club/STC  (AHMAD ATSQAL ASQALANI)

Kategori Junior Putri Prestasi :

Emas               : BTJ Poomsae Team (MAHESWARI ENESIA IRIANTO)

Perak              : SKO Ragunan Kemenpora (Avisha Nabilla Shaman)

Perunggu        : KABUPATEN TANGERANG (ZAHRA INSANI)

Perunggu        : KABUPATEN TANGERANG (NOVIA AZ ZAHRA)

Senior Under 40 : Abdul Mujib (Dekade Team)

Senior Putri Master :

Emas               : SKO Ragunan Kemenpora (Laras Fitriana)

Perak              : Jong Dragon Borneo School (NUR LAILA ROMDAHONI, ST)

Senior Putra Prestasi :

Emas               : SKO Ragunan Kemenpora (Rori Romeo Kriswibowo)

Perak              : UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA (Muhammad Ihsan Rafly Marfianto)

Perunggu        :TAEKWONDO PAMEKASAN (FERDI ANAS ABDAN)

Perunggu        : TAEKWONDO PAMEKASAN (RAJA DEWANTARA PUTRA)

Senior Putri Prestasi :

Emas               : BTJ Poomsae Team (STEPHANIE DINDA ISKANDAR)

Perak              : SKO Ragunan Kemenpora (Noverentiwi Ramadhanifa)

Perunggu        : TAEKWONDO PAMEKASAN (AYU SEPTIANINGRUM)

Perunggu        : CTC Kadu (Dhea Yunita)

Pair Kadet :

Emas               : BTJ Poomsae Team (AZKA HANNAYAKA /NAYLANA KHANSA JANEETA)

Perak              : KABUPATEN TANGERANG (Sulthon Naufal Nurrofiq / Kanza Nabil Amalia Supardi)

Pair Junior

Emas               : BTJ Poomsae Team (IZZAT MOHAMMAD/MAHESWARI ENESIA IRIANTO)

Perak              : Samarinda (Muhammad Naufal / Wanda Dwi Fitriyani)

Pair Senior :

Emas               : TAEKWONDO PAMEKASAN (RAJA DEWANTARA PUTRA / AYU SEPTIANINGRUM)

Perak              : OKU Timur (PRASETYO MUJIHARTO / AISYAH HANI)

Perunggu        : BTJ Poomsae Team (M ALDAN NADIKA /NASYWA AURORA ZULFA)

Perunggu        : Expert Jogja (DIANA KHAIRUNNISA / AUFA ABRAR ADISHA)

Beregu  Putra Kadet:

Emas               : BTJ Poomsae Team (MUHAMAD NADIM F.H/BAGAS HARDI P/TUBAGUS FADLI)

BEREGU PUTRA JUNIOR : Emas : Samarinda (Muhammad Naufal / Reza Putra Alwadi Titorizky Fathoni)

BEREGU PUTRA SENIOR : Emas : TAEKWONDO PAMEKASAN (RAJA DEWANTARA PUTRA / MOH. RIZKY MAULDY / FERDI ANAS ABDAN)

BEREGU PUTRI CADET : Emas : BTJ Poomsae Team (KEISHA AURELIA.P.A/KIARA ANASTASIA.L /NAYLANA KHANSA .J )

BEREGU PUTRI JUNIOR :

Emas               : BTJ Poomsae Team (SEPTIANI PRAMESWARI/NI WAYAN NOVIA ABEL D.I.D /KAYLA AZIZAH.B)

Perak              : Samarinda (Husnul Huda / Wanda Dwi Fitriyani / Adela Khairunnisa)

BEREGU PUTRI SENIOR :

Emas               : RebornTaekwondo Peavey Nadya Iriawan / Andi Puput Pratidina Ningrum / Elfira

Perak              : TAEKWONDO PAMEKASAN (AYU SEPTIANINGRUM / DWI SRI WAHYUNI / YASMIN PATRICILLA)

Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Taekwondo Indonesia Tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) telah dilaksanakan di Hotel Panisula, Jakarta (28/1) berjalan dengan sangat kondusif. Berbagai gagasan dan pemikiran serta masukan konstruktif telah diakomodir dari Peserta kepada PBTI untuk ditindaklanjuti dalam program-program kerjanya kedepan. Selain itu, terkait diskusi pembekalan kepada peserta Rakernas yang diberikan oleh sejumlah narasumber dari pemerintah yakni Dirjen Anggaran Departemen Keuangan, Bapennas, dan Kemenpora serta KONI, akan menjadi rujukan dan referensi bagi PBTI untuk menyusun program kerja kedepan. 

Beberapa point penting terkait hasil pembekalan tersebut antara lain :

  • Seluruh narasumber menyebut bahwa prestasi taekwondo Indonesia mengalami penurunan dan perlu perbaikan dalam hal pembinaan dan regerenasi atlet. Terkait hal itu, tugas pengurus propinsi dalam hal pembinaan perlu diwujudkan dalam rencana strategis jangka panjang yang mengelaborasi seluruh kepentingan dalam hal pembinaan dan prestasi atlet. Program rekrutmen, seleksi dan pengiriman atlet pelatnas oleh PBTI keberbagai event Internasional juga perlu ditelaah dan di evaluasi kembali. 
  • Perlu pemahaman dan sinergi antar lembaga, baik cabor sebagai pelaku dan pengguna anggaran olahraga dengan stakeholders (Kemenpora, Kemendiknas, Kemenkeu, Bapenas, dan KONI) terkait dengan program, strategi dan target pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga, sehingga program pembinaan atlet jangka panjang menjadi lebih fokus dan terintegrasi. Tidak berjalan sendiri-sendiri dan tidak memiliki target sendiri-sendiri.
  • Dari hasil diskusi dengan keempat lembaga dan pemerintah tersebut , PBTI merekomendasikan agar seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), dalam hal ini Kemenpora, Kemendiknas, Kemenkeu, Bapenas, dan KONI untuk duduk bersama merumuskan konsep strategis pembinaan prestasi olahraga, dan mensosialisasikannya keseluruh daerah, sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan olahraga di tingkat daerah.  Termasuk dalam hal ini PBTI juga mendorong dikeluarkannya keputusan Presiden mengenai program strategis pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga jangka panjang, yang didalamnya memuat koordinasi antar lembaga serta peningkatan anggaran APBN untuk olahraga. Sebagai catatan, saat ini alokasi APBN untuk anggaran olahraga hanya sebesar 0,005 persen dari total APBN. Dengan asumsi presentasi tersebut, mustahil Indonesia mampu mengimplementasikan rencana strategis jangka panjang.

 Selain rekomendasi kepada pemerintah, beberapa hal pokok yang menjadi kesimpulan Rakernas dan menjadi catatan penting bagi PBTI untuk ditindaklanjuti adalah :

  1. Masalah zonasi (pembagian wilayah) perlu mendapat pengkajian dan analisa lebih lanjut, yang akan dirumuskan secara bersama oleh Bidang Binpres dan Pengprov. Masalah ini mendapat respons positif dan akan di realisasikan dengan pembentukan tim perumus yang berasal dari 5 wilayah, yakni Sumbar, Gorontalo, Jawa Barat, Jateng dan Sulteng. Kelima wilayah tersebut dengan masukan-masukan dari daerah lain akan merumuskan konsepsi dan strategi mengenai masalah pendanaan, masalah pembinaan, kejuaraan Kadet Nasional dan Pelatnas Yunior
  2. Perlu ada perbaikan mengenai masalah orientasi program dan seleksi atlet, termasuk didalamnya adalah mengenai masalah penilaian – keputusan penarikan dan seleksi yang berbasis standarisasi yang jelas dan transparan.
  3. Masalah mekanisme dan proporsi penugasan wasit juga menjadi perhatian peserta karena menyangkut tugas, kapasitas dan karir wasit.
  4. PBTI juga diminta membentuk tim untuk menyusun konsep pembinaan dan pengembangan atlet berdasarkan parameter yang digunakan oleh seluruh pengprov sebagai dasar untuk mensinergikan program kerja khususnya mengenai pembinaan atlet jangka panjang.
  5. Masalah O2SN juga menjadi perhatian. Merujuk pada saran staf ahli KONI bidang bela diri, O2SN (secara nasional) perlu diselenggarakan oleh cabor taekwondo. Untuk hal ini PBTI akan terus mengupayakan agar keinginan tersebut dapat segera terwujud.
  6. Masalah penyelenggaraan UKT masih menjadi problem klasik di berbagai daerah. Salah satu masalah klasik tersebut adalah masalah dana UKT sehingga berdampak pada masalah sertifikat. Terkait hal itu, PBTI seperti yang disampaikan Ketua Umum, meminta pengprov dengan tegas melakukan pembenahan sistem dan pembenahan disiplin dan sangsi organisasi kepada pengurus yang tidak melakukan tugas tata kelola UKT sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku. 
  7. Adanya rencana kenaikan biaya sertifikat dan rencana adanya penarikan dana kepada PBTI bagi individu dan/ atau klub yang ingin menyelenggarakan kejuaraan taekwondo. Untuk hal ini akan ditindaklanjuti lebih lanjut melalui surat keputusan PBTI.

Berdasarkan hasil kesimpulan Rakernas tersebut, Ketua Umum PBTI Letjen TNI (Purn) H. Thamrin Marzuki mengajak semua  peserta untuk memiliki komitmen bersama menjalankan hasil Rakernas ini sebagai bagian dari hasil evaluasi bersama.

Ditambahkannya, dari hasil Rakernas ini, dirinya memberikan 4 catatan penting yang menjadi penekanan untuk bersama-sama membangun kerjasama dan sinergi antara PBTI dengan seluruh Pengprov, yaitu : pertama, PBTI sesuai dengan mekanisme organisasi meminta dan mengakomodir berbagai masukan dan menerima evaluasi dari Pengprov. Namun Pengprov juga harus bisa dievaluasi dan menerima komitmen hasil evaluasi serta melaksanakan hasil evaluasi tersebut untuk kebaikan bersama. Kedua, meminta kita semua mempedomani AD/ ART sebagai aturan main organisasi. Terlepas apakah  AD/ ART TI memiliki kekurangan, saat ini aturan itulah yang harus kita jalankan sebagai konsensus bersama. Jika ada kekurangan secara obyektif dan sesuai aturan, bisa kita rubah di Munas nanti. Ketiga, Budayakan transparansi dan prinsip-prinsip akuntabilitas. PBTI menerima saran dan masukan terkait dengan masalah standarisasi seleksi atlet, masalah penugasan wasit dan pelatih, termasuk terbuka dalam menata kelola administrasi dan anggaran. Semuanya akan kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. PBTI juga memaklumi adanya beragam respons terkait rencana kenaikan biaya sertifikat. Namun secara obyektif rencana kenaikan tersebut memang telah disesuaikan dengan tingkat operasional dan kebutuhan program kerja yang digunakan pula kemanfaatannya untuk kita semua. Keempat. PBTI meminta kita semua menjaga soliditas dalam menjalankan roda organisasi. Hal ini penting karena menurut Ketua Umum PBTI, tidak ada jalan yang paling baik untuk mensukseskan setiap kegiatan dan program-program jika tidak adanya sinergi dan solidnya antar pengurus.

 

Senayan Trade Centre (STC),
Senayan, Lantai 3 No.173B,
Jalan Asia Afrika. Jakarta Selatan
Telp: 021-29407769

Email: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Cari

Peta Kantor PBTI