Mengenal Lebih Dekat Ketua Umum PBTI Letjen TNI Richard Taruli Horja Tampubolo, SH, MM
Letnan Jenderal TNI Richard Taruli Horja Tampubolon, SH, MM terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) periode 2023 – 2027 di Munaslub Taekwondo Indonesia yang berlangsung di Hotel Paninsula, Jakarta (12/9). Terpilihnya beliau sebagai Ketua Umum PBTI tersebut sangat disyukuri oleh keluarga besar taekwondo di seluruh Indonesia. Pasalnya, beliau terpilih karena didukung 33 Pengurus Propinsi di seluruh Indonesia. Legitimasi kuat atas kepemimpinan Ketua Umum PBTI yang baru inilah sejatinya menjadi awal dan momentum strategis. Sekaligus merupakan harapan bagi seluruh pengurus dan praktisi taekwondo di Indonesia, yang dengan kapasitas dan pengalaman kepemimpinan beliau, semoga beliau mampu merekonstruksi kembali tatanan kelembagaan, kinerja dan prestasi taekwondo Indonesia dimasa yang akan datang kearah yang lebih baik. Termasuk yang utama adalah mengembalikan kembali kejayaan taekwondo hingga kembali ada atletnya yang berdiri di podium olimpiade.
Letjen TNI Richard Taruli Horja Tampubolon, S.H., M.M. lahir 24 Mei 1969. Sejak akhir Juli 2023, beliau mengemban amanat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III. Sebuah jabatan dengan posisi strategis yang tidak sembarangan prajurit TNI bisa duduk di posisi tersebut. Hanya prajurit pilihan dengan pengalaman, kapasitas dan prestasi kinerja yang baik yang bisa menduduki jabatan strategis tersebut.
Beliau merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1992 yang berasal dari kecabangan Infantri (Kopassus). Sesuai dengan Namanya, beliau berasal dari Sumatra Utara, tepatnya berasal dari Lintong Nihuta, Tampahan, Toba.
Beliau dijuluki tentara dengan paket komplit. Tentara yang memiliki paradigma militer modern. Yakni Handal di lapangan dan intelektual dalam pemikiran. Bukti kapabilitas beliau, selain dari kinerja penugasan dan operasi militer oleh pimpinan yang dilaksanakan dengan baik, sejumlah brevet bergengsi yang menggambarkan kualifikasi dan identifikasi personal beliau juga membuktikan kapasitasnya sebagai seorang pemimpin. Beberapa brevet bergengsi yang menghiasi seragam kebesaran Richard Tampubolon antara lain Brevet Kualifikasi Komando Kopassus, Brevet Free Fall, Brevet Para Utama, Brevet Pertempuran Hutan, Brevet Kualifikasi Pandu Udara (Pathfinder), dan Brevet Koopssus TNI. Selain itu, Richard juga memiliki sejumlah brevet dari militer asing, macam Master Parachutist Badge (US Army), Master Parachutist Badge (Singapore Army), Parachutist Badge (Malaysian Armed Forces), Basic Parachutist Badge (Royal Thai Army).
Kehandalannya dilapangan dibuktikan dengan prestasi penugasannya ketika menjabat pada posisi penting. Termasuk penugasannya dalam operasi-operasi khusus militer. Misalnya Ia tercatat pernah ikut operasi militer di Timor-Timor tahun 1998. Bahkan saat berpangkat Bintang Satu ketika menjabat sebagai Wadanjen Kopassus, Ia ditunjuk sebagai Kepala Operasi (Kaops) Nemangkawi I di Papua. Richard dengan pasukan yang dibawanya sukses merebut Markas Organisasi Papua Merdeka (OPM) serta melumpuhkan beberapa pimpinan militer Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB).
Kapasitas intelektualnya juga teruji ketika publik menilai bahwa keberhasilan Indonesia kembali menjadi juara umum Sea Games XXVI tahun 2011 di Jakarta – Palembang lalu adalah karena berkat tangan dingin dan salah satu buah pikirannya. Ketika itu, waktu masih berpangkat Letkol, Ia mampu merumuskan konsep dan metodologi kurikulum tentang mental idelogi dan character building atlet, pelatih dan para manajer. Konsep yang formulasinya sebagian diadopsi dari system pembinaan prajurit Kopassus ini, kemudian di aplikasikan kepada seluruh atlet, pelatih dan manajer dalam rangka proses persiapannya menghadapi Sea Games XXVI Jakarta – Palembang 2011.
Beliau mendesign sebuah metodologi dan kurikulum pembangunan karakter yang mampu membangkitkan kekuatan, mentalitas, semangat juang dan espirit de corps para atlet sebagai “pasukan” trengginas yang akan “berperang” membela bangsa dan negara. Diibaratkan atlet juga bisa disebut pasukan cadangan yang bertugas melaksanakan OMSP (Operasi Militer Selain Perang) dalam rangka merebut harga diri dan membela merah putih di medan perang (baca : Sea Games). Hasilnya, Indonesia berhasil merebut juara umum dari tangan Thailand dengan meraih 154 medali emas melampaui target 126 medali emas yang dibebankan pemerintah.
Di Sea Games XXVI 2011 itulah sampai saat ini taekwondo Indonesia mengukir rekor raihan medali dengan merebut 5 medali emas, yang tidak bisa terpecahkan hingga saat ini. Konsep dan metodologi kurikulum yang digagas dan di konstruksi oleh Letkol Inf. Richard Tampubolon tersebut sampai kini masih membekas dan menjadi catatan tersendiri bagi para praktisi olahraga tanah air.
Ketika beliau terpilih menjabat Ketua Umum PBTI periode 2023 – 2027, tentu kehadirannya bagi para praktisi dan pengurus taekwondo Indonesia di seluruh tanah air merupakan angin segar. Sebab ada banyak pekerjaan rumah yang menjadi tantangan beliau kedepan. Tantangan tersebut seperti yang diamanahkan ketua KONI dan KOI saat disampaikan di acara Munaslub.
Ketua KONI, Bapak Marciano Norman meminta kepada Ketua Umum PBTI dibawah kepemimpinan Letjen TNI Richard Tampubolon untuk membangun kembali komitmen yang sama dan rasa memiliki sebagai rasa kepedulian dan cinta kepada olahraga ini, dengan mengesampingkan hal-hal lain yang dapat mengganggu atlet dan memilih pengurus berdasarkan kompetensinya dan cukup punya waktu mengurus organisasi. Karena menurut Bapak Marciano, atlet berprestasi itu lahir dari organisasi yang sehat. Oleh karenanya KONI dan KOI meminta kepengurusan di bawah kepemimpinan Richard Tampubolon dalam jangka pendek fokus pada Asian Games Honghzou, China dan Olimpiade 2024.
Masyarakat Taekwondo Indonesia berharap Ketua Umum PBTI yang memiliki kemampuan beberapa ilmu bela diri, seperti Karate, Tinju, Pencak Silat dan Ju jitsu ini mampu juga melakukan hal serupa untuk organisasi taekwondo Indonesia. Apalagi Ketua Umum PBTI juga menegaskan bahwa pendekatan yang tepat untuk dapat memahami, membentuk, menumbuhkan karakter dan mental yang kuat sangatlah penting bagi atlet ketika menghadapi pertandingan. Bukan saja kepada atlet, tapi juga para pelatih, dan pengurus organisasi sebagai ekosistem pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga.
Harapan Letnan Jenderal Richard Tampubolon agar pengalaman dan prestasinya ketika di Satlak Prima yang pernah diukirnya bisa ditularkan untuk Taekwondo Indonesia, juga menjadi harapan kita semua.
Merekonstruksi organisasi dengan mengefektifkan tatanan manajemen kelembagaan, membangun soliditas, loyalitas dan orientasi atlet, pelatih, wasit dan pengurus organisasi adalah tugas besar Ketua Umum PBTI yang baru menuju arah dan perubahan positif PBTI kedepan. Utamanya adalah prestasi taekwondo Indonesia untuk menembus pentas dunia dan podium olimpiade. Komitmen Ketua Umum PBTI haruslah didukung semua pihak. Tak ada yang instan, dan semua harus mengikuti proses yang dibangun dengan kerja keras dan dedikasi tinggi. Ketua Umum, tidak bisa bekerja sendirian, dibutuhkan sinergitas dan kolaborasi konstruktif antar pihak (para praktisi taekwondo dan pengurus organisasi) dan stakeholders (pemerintah, ATU dan WT) dalam memajukan taekwondo Indonesia ke level yang lebih tinggi.
Selamat bekerja Bapak Richard Tampubolon, semoga Allah SWT meridhoi dan memberikan rahmat-Nya kepada kita semua.
Maju dan Jaya selalu Taekwondo Indonesia