Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Letjen TNI (Purn) H. Thamrin Marzuki, didampingi segenap jajaran pengurus membuka rangkaian kegiatan Pendidikan Latihan (Diklat) dan Penyegaran Wasit Nasional (PWN) serta UKT High DAN 2019 di Wiladatika Cibubur Jakarta Timur, Kamis, 19/09/2019. Keseluruhan tiga kegiatan yang disatukan  dalam satu rangkaian yang disebut 3 in 1 ini diikuti 21 propinsi dengan total sebanyak 524 peserta yang dibagi kedalam dua gelombang. Gelombang pertama diikuti sebanyak 156 peserta terdiri dari 96 orang peserta mengikuti diklat dan 73 peserta mengikuti PWN. Untuk program kedua, yakni Penguji Nasional, Diklat dan PWN direncanakan diikuti 202 peserta. Adapun untuk program ketiga, UKT High DAN diikuti sebanyak 80 peserta, terdiri dari ujian ke DAN 7 sebanyak 22 peserta, ujian ke-DAN 6 sebanyak 5 peserta, dan ujian ke-DAN 5 sebanyak 53 peserta.

Dalam sambutannya ketua Umum PBTI, Letjen TNI (Purn) H. Thamrin Marzuki mengatakan bahwa seluruh rangkaian kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab PBTI untuk menunjang kemampuan dan pemerataan kompetensi para wasit nasional PBTI. Dengan kompetensi itu, maka menurutnya, tentu akan berdampak pada kualitas pertandingan atau kejuaraan-kejuaraan taekwondo yang digelar ditanah air.

“Prestasi atlet Taekwondo Indonesia juga sangat tergantung bagaimana kualitas kejuaraan taekwondo. Dan salah satu indikator berkualitasnya kejuaraan tersebut adalah karena wasit yang berkualitas  dalam tugasnya disetiap event-event pertandingan yang digelar di tanah air.” Terang Bapak Thamrin Marzuki.  

Oleh karenanya, beliau berpesan, selain kegiatan ini terus dievaluasi terutama pada kualitas (mutu) materi dan instrukturnya, program Diklat dan Penyegaran Wasit Nasional ini juga senantiasa terus dilakukan secara terprogram dan simultan serta berkelanjutan mengikuti update perkembangan peraturan pertandingan yang dikeluarkan World Taekwondo (WT).

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum PBTI juga memuji bahwa kualitas wasit Indonesia yang bersertifikasi internasioal (International Referee) juga tidak kalah dengan kualitas wasit internasional lainnya. Terbukti IR Indonesia di beberapa event mendapat predikat wasit terbaik (the best Referee). Antara lain ketika kejuaraan Internasional di Napoli, yang waktu itu diraih oleh GM Ina Febriana Sari, Kejuaraan Asia di Vietnam yang diraih oleh Sabeumnim Irene Yosephine dan dan Open Turnamen Internasional kategori G1 di Korea yang diraih oleh Sabeumnim Irwan N..

Apresiasi Ketua Umum PBTI terkait dengan Predikat wasit terbaik itu penting untuk menjadi pemacu semangat para wasit. Menurut ketua Umum PBTI, keikutsertaan wasit Indonesia di event internasional dan sekaligus berpredikat yang terbaik dalam menjalankan tugas kompetensinya sebagai wasit, juga merupakan prestasi yang mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.

Bapak Thamrin Marzuki juga berharap dengan predikat tersebut, tentu akan memacu dan memotivasi para wasit lainnya agar percaya diri dalam menjalankan tugas karena kompetensinya dalam menguasai aturan pertandingan. Oleh sebab itu Ketua Umum PBTI berpesan agar Bidang Binpres dan Diklatbang, yang membawa komisi perwasitan dan kepelatihan untuk terus melakukan sinergi pembinaan dan kompetensi para wasit Indonesia. Bidang itulah yang mengkonstruksi karir para taekwondoin sebagai wasit. Dari level wasit daerah, wasit nasional hingga wasit Internasional. Dan Bagi wasit terbaik di setiap event-event yang digelar di tanah air, tentu akan menjadi catatan positif bagi PBTI kedepan untuk memacu sekaligus mendorong jumlah wasit internasional Indonesia nantinya.

Selain itu, dijelaskan Ketua Umum PBTI digelarnya DIklat dan Penyegaran wasit kali ini juga tidak terlepas dari akan dilaksanakannya gelaran Pra PON 2019 yang akan berlangsung di Indoor Stadium Serpong, Propinsi Banten 27 – 29 September 2019.

“Bekal diklat dan PWN ini akan menjadi salah satu kriteria bagi mereka yang nantinya akan bertugas di ajang empat tahunan menuju PON 2020 Papua tersebut.” Ujar Ketua Umum PBTI Bapak Thamrin Marzuki.

Khusus mengenai Ujian High DAN, utamanya dari DAN 6 ke DAN 7, ini untuk yang pertama kali dilakukan oleh PBTI. Hal tersebut merupakan salah satu hasil dari kesepakatan PBTI dengan Kukkiwon yang memberikan kesempatan kepada para praktisi taekwondo Indonesia, untuk bisa melakukan ujian High DAN di Indonesia, tidak lagi harus ke Korea dengan biaya yang besar.

 

*) A. Trinanda

  

 

Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) melalui Bidang Pendidikan, Latihan dan Pengembangan (Diklatbang) dan Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) akan menyelenggarakan 3 program sekaligus dalam satu waktu. Ketiga Program tersebut adalah Diklat dan Penyegaran Wasit Poomsae, Penyegaran Penguji Nasional dan Ujian High DAN 2019.  Pelaksanaan kegiatan akan dipusatkan di kompleks Wisma Wiladaktika,  Jl.  Jambore Raya, Cibubur,  Jakarta Timur. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam dua gelombang. Gelombang I dilaksanakan dari tanggal 18 - 23 September 2019 (2 Program) atau Mulai  H – 8 sampai dengan H – 3 sebelum Pra PON. Gelombang II dilaksanakan dari tanggal 30 September - 6 Oktober 2019 (3 Program) atau mulai H+1 sampai dengan H+7 setelah Pra PON selesai.

Kepala Bidang Diklatbang, GM Indra Mulia, mengatakan bahwa penyelenggaraan Diklat dan Penyegaran Wasit Nasional Poomsae, Penyegaran Penguji Nasional serta Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) High DAN 2019 ini merupakan salah satu program kerja PBTI dalam rangka peningkatan kualitas SDM anggotanya. Ditambahkannya, kegiatan ini bertajuk program 3  in 1 yang melibatkan Bidang Diklatbang dan Bidang Binpres PBTI.

Menurutnya, sengaja kegiatan ini dijadikan satu untuk tujuan meringankan beban peserta baik dari segi waktu maupun biaya. Termasuk demi memudahkan peserta, sekaligus sebagai upaya untuk lebih efisien dan efektif melibatkan seluruh pengprov TI.   Sengaja program ini waktunya bersamaan dengan kegiatan Pra PON 2019 agar official, pelatih dan wasit yang juga bertugas di Pra PON bisa langsung terlibat mengikuti kegiatan tersebut.

Ditambahkan GM Indra, tujuan dilaksanakannya program ini adalah sebagai bentuk sosialisasi dan Penyegaran Peraturan Pertandingan WT Poomsae 2019, sebagai upaya untuk menambah jumlah dan kapasitas kualitas SDM wasit poomsae Nasional, mempersiapkan para wasit poomsae nasional yang akan bertugas pada kejuaraan-kejuaraan resmi yang diselenggarakan PBTI, menambah jumlah dan meningkatkan kapasitas penguji nasional, serta mempersiapkan para Penguji Nasional yang akan bertugas pada Ujian Kenaikan Tingkat Geup / Sabuk Hitam yang diselenggarakan PBTI dan Pengprov T.I. seluruh Indonesia.

“Bidang Diklatbang dan Binpres telah bersinergi menentukan program yang diharapkan bisa maksimal diikuti dengan partisipasi sesuai dengan ekspektasi PBTI. Khususnya dari komisi perwasitan dan komisi UKT, program ini merupakan program kerja jangka pendek untuk mendorong kapasitas, baik dari segi kualitas maupun kuantitas para wasit nasional dan para penguji nasional. Termasuk juga jumlah High DAN”. Ujar GM Indra.

Lebih lanjut GM Indra Mulia Arie Zuhri mengatakan bahwa khusus mengenai ujian High DAN ini, Hal tersebut merupakan salah satu hasil dari kesepakatan PBTI dengan Kukkiwon yang memberikan kesempatan kepada para praktisi taekwondo Indonesia, untuk bisa melakukan ujian High DAN di Indonesia, tidak lagi harus ke Korea dengan biaya yang besar.

Oleh karenanya, GM Indra menghimbau kepada para pengurus TI di daerah, agar selain fokus kepada pencapaian prestasi di Pra PON, pengurus TI di daerah juga harus bisa memaksimalkan kesempatan ini untuk ikut berpartisipasi, mengingat semakin banyak tumbuhnya unit-unit latihan baru setiap tahun, event-event kejuaraan-pun semakin padat, baik di level nasional maupun internasional, sehingga bukan saja membutuhkan penambahan jumlah wasit, dan penguji tapi juga memerlukan penataan serius terkait dengan kompetensinya sebagai wasit dan penguji.

Untuk program I, Diklat dan Penyegaran Wasit Nasional (PWN) poomsae direncanakan akan diikuti sebanyak 169 peserta, terdiri dari 96 peserta diklat dan 73 peserta PWN. Untuk program II, yakni Penguji Nasional, Diklat dan PWN direncanakan akan diikuti 202 peserta. Adapun untuk program III UKT High DAN rencananya akan diikuti sebanyak 80 peserta, terdiri dari ujian ke DAN 7 sebanyak 22 peserta, ujian ke-DAN 6 sebanyak 5 peserta, dan ujian ke-DAN 5 sebanyak 53 peserta.

Ketiga program tersebut (Diklat dan Penyegaran Wasit Poomsae, Penyegaran Penguji Nasional dan Ujian High DAN 2019) akan melibatkan 11 instruktur dan penguji, yaitu :

  1. GM Acen Tanuwijaya
  2. GM Indra M. Zuhri
  3. GM Anthony Musa Siregar
  4. GM Ina Febriana Sari
  5. Master Shin Seung Jung
  6. Master Handrianto
  7. Master Hari Kusmayudi
  8. Master Benhard Lumowa
  9. Master Alisan
  10. Master Sumarno
  11. Master Mulyadi Jansen

*) Adt

Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) bekerjasama dengan Pengurus Propinsi Taekwondo Indonesia (Pengprov TI) Banten sebagai tuan rumah, siap menggelar babak kualifikasi Pra PON 2019 yang akan berlangsung di Indoor Stadium Sport Center, Kabupaten Tangerang - Banten, dari tanggal 27 – 29 September 2019.  

Ketua Umum PBTI, Letjen TNI (Purn) H. M Thamrin Marzuki mengatakan bahwa pihaknya berharap babak Kualifikasi Pra PON 2019 ini,  dapat memacu menghasilkan dan meningkatkan prestasi para taekwondoin di seluruh propinsi. Oleh karenanya, diharapkan propinsi yang mengikuti ajang ini, telah mempersiapkan para atletnya semaksimal mungkin demi kemajuan prestasi taekwondo Indonesia di tingkat nasional. Sebab ajang yang diikuti oleh taekwondoin senior dan terbaik disetiap propinsi ini, sebagian besar akan menjadi kekuatan taekwondo nasional dalam mewakili negara di event-event internasional.  Dalam konteks itulah maka para pengurus propinsi dan para atlet, senantiasa bukan saja fokus mewakili daerahnya nanti di PON 2020 di Papua, tapi juga ajang ini difokuskan untuk merebut tempat terbaik di tim nasional untuk mengikuti Sea Games 2019 di Filipina.

“Makin dekatnya pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua - 2020 dan Sea Games Philipina 2019 di harapkan seluruh Pengurus Provinsi TI mempersiapkan atlet - atlet potesialnya secara maksimal yang nantinya dapat kita seleksi secara maksimal pula untuk dapat turut berpartisipasi demi kemajuan dan prestasi Taekwondo Indonesia di tingkat Nasional, Asia maupun Dunia. Besar harapan kami, putra - putri Taekwondoin terbaik dari seluruh provinsi ini dapat memberikan hasil yang maksimal.” Ujar Bapak Thamrin Marzuki.

Sementara itu, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi, Yefi Triaji mengatakan bahwa babak kualifikasi PON 2019 ini dilaksanakan selain mengikuti ketentuan kalender program, SOP pertandingan dan sistem pertandingan berstandard World Taekwondo, juga sesuai dengan pertimbangan dan masukan seluruh pengurus propinsi. Hasilnya, Babak Kualifikasi Pra PON 2019 diputuskan menggunakan Sistem SEEDED dari hasil Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX - Jawa Barat Tahun 2016 (Ranking 1 - 8 + Papua) dan dibagi dalam 3 (Tiga) Pool sedangkan untuk Provinsi lainnya akan di Random agar memenuhi 3 (Tiga) Pool dengan distribusi merata.

Babak Kualifikasi Pra PON 2019 mempertandingkan kategori Kyorugi dan Poomsae. Untuk kategori Kyorugi digunakan sistem gugur, dengan menggunakan PSS KPNP. Adapun untuk kategori poomsae menggunakan sistem Cut Off dengan menggunakan aplikasi Taekwonshoft. Nomor  kyorugi mempertandingkan 16 nomor kelas, terdiri 8 kelas putra (Under 54, Under 58, Under 63, Under 68, Under 74, Under 80, Under 87 dan Over 87) dan 8 kelas putri (Under.46, Under 49, Under 53, Under 57, Under 62, Under 67 danUnder 73). Untuk kategori poomsae terdiri dari kategori Poomsae Recognize (Pasangan / Pair) dan kategori Freestyle terdiri dari Individual Putra, Individual Putri, Pair dan Mixed Team.  Untuk Poomsae Recognize para atlet akan mempresentasikan Taegeuk 6,7,8 Jang, Koryo, Keumgang, Taebaek, Pyongwon dan Shipjin.

Terkait dengan informasi tersebut, pengurus propinsi diharapkan untuk segera menginformasikan pendaftaran kepesertaan mereka yaitu selambat-lambatnya pada tanggal 15 September 2019 yang merupakan tahap pertama pendaftaran entry by class.  Untuk Entry by Name, selambat-lambatnya dilaksanakan pada tanggal 20 September 2019

Secara khusus Kabid Binpres PBTI juga menjelaskan bahwa peserta Kyorugi dan Poomsae di ajang Babak Kualifikasi Pra PON dan Kejuaraan Nasional Senior 2019 ini adalah kelahiran Tahun  1993 – 2003. Ditambahkan pula bahwa Babak Kualifikasi Pra PON 2019 ini nantinya akan menyeleksi sebanyak 128 atlet kyorugi dan 40 atlet poomsae, sehingga yang nanti bertarung di PON 2020 di Papua adalah sebanyak 168 atlet. Secara khusus Kabid Binpres juga mengingatkan bahwa pelatih yang mendampingi atlet dilapangan cukup satu orang pelatih saja dan telah memiliki sertifikasi kepelatihan tingkat nasional. Dan wajib berpenampilan rapih dengan ketentuan yang sudah ditetapkan, yakni menggunakan Jas dan bersepatu. Tidak diperkenankan menggunakan sandal ataupun topi.

Pengprov TI Banten selaku tuan rumah, saat ini tengah berbenah untuk menyiapkan segala fasilitas dan keperluan pendukung untuk mensukseskan ajang empat tahunan ini. Sekretaris Umum TI Banten yang juga sekaligus Ketua pelaksana pertandingan, Fiva Zabreno mengatakan bahwa, dirinya berharap seluruh peserta dalam hal ini pengurus propinsi agar mengikuti seluruh ketentuan yang telah ditetapkan oleh PBTI. Dari proses registrasi, technical meeting hingga pemahaman mengenai ketentuan pelaksanaan pertandingan, diharapkan dilakukan sesuai dengan deadline tanggal yang sudah ditetapkan. Hal ini dimaksudkan agar seluruh proses dan pelaksanaan babak kualifikasi Pra PON 2019 nantinya berjalan dengan lancar, tidak terkendala dengan adanya masalah teknis administratif. Ditambahkan Fiva, Pengprov TI Banten, selaku tuan rumah akan berusaha semaksimal mungkin menjadi tuan rumah yang baik, melayani dengan segenap hati untuk sinergi masa depan prestasi taekwondo Indonesia.

*) Adt

 

 

 

 

Timnas Taekwondo Indonesia sukses meraih 3 medali emas, 3 perak dan 3 perunggu di ajang 2nd Asian Open Taekwondo Championships yang berlangsung di sports Stadium, Military Zone7, Ho Chi Minh, Vietnam 15 – 19 Agustus 2019.

Kejuaraan open tournament internasional kategori G-1 yang mempertandingkan kategori Kyorugi (tarung) dan poomsae (jurus) baik senior maupun junior ini adalah yang ke dua kali digelar di Vietnam. Diikuti lebih dari 400 atlet dari 25 negara di Asia yang rata diisi tim nasional negara masing-masing, timnas taekwondo Indonesia berhasil memberikan catatan positif sebelum menuju Sea Games yang direncanakan akan berlangsung bulan November mendatang di Filipina.

Timnas taekwondo Indonesia sendiri berkekuatan 19 Atlet, yang turun baik kategori poomsae maupun Kyorugi. Medali emas diraih oleh Mariska Halinda yang bertanding di nomor senior U 53 Kg putri, Aqila Aulia Ramadhan di nomor junior Kyorugi U 49 Kg putri, dan Wawan Saputra yang bertanding di nomor junior freestyle poomsae putra. Adapun medali perak diraih oleh Reinaldi Atmanegara yang turun di nomor senior U 54 Kg putra, Dinggo Ardian di nomor U74 Kg putra, dan Defia Rosmaniar – Ruhil – Rachmania yang turun di nomor poomsae beregu putri. Sedangkan medali perunggu diraih oleh  Ibrahim Zarman yang turun di nomor senior U 63 Kg putra, Rizky Anugerah, di nomor senior U 87) dan Wahyu – Alfi – Abdul Rahman di nomor beregu putra poomsae.

Terkait dengan hasil tersebut Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Letjen (TNI) Purn. H. M. Thamrin Marzuki mengucapkan selamat dan mengapresiasi kinerja seluruh jajaran tim. Baik atlet maupun seluruh official yang terlibat. Menurutnya pencapaian hasil di kejuaraan ini merupakan jerih payah latihan yang keras dan berkat hasil evaluasi yang dilakukan timnas secara terus menerus. Dirinya optimis dengan hasil tersebut, taekwondo Indonesia bisa mengulang sukses dan mencapai target di ajang Sea Games di Filipina nanti.

 “Saya ucapkan selamat kepada para atlet dan seluruh tim yang telah mengharumkan nama bangsa dan negara. Tantangan kedepan dalam waktu dekat adalah Sea Games, olehkarena itu tetap jadikan hasil ini sebagai catatan evaluasi melihat berbagai kekurangan yang dimiliki timnas untuk menentukan strategi dan langkah-langkah kedepan”. Ujar Ketua Umum PBTI ketika menyambut kedatangan timnas di Bandara Soekarno Hatta (17/8).

Selain keberhasilan mendulang medali di ajang “pemanasan” jelang Sea Games ini, atlet timnas Indonesia atas nama Aqilla  Aulia Ramadhan dan Wawan Saputra juga dinobatkan sebagai atlet tebaik. Masing-masing menyabet the best  junior female kyorugi dan The best junior male poomsae. Selain atlet, pelatih Indonesia Maulana Haidir juga dinobatkan sebagai pelatih terbaik untuk kategori poomsae, serta wasit asal Indonesia yang bertugas di ajang ini, yaitu Irene Yosephine juga dinobatkan sebagai wasit terbaik.

Penghargaan yang diberikan tersebut menurut Ketua Umum PBTI diharapkan dapat makin memicu semangat dan motivasi para atlet dan wasit untuk senantiasa mengejar prestasi terbaik dimasa-masa yang akan datang.

Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres) PBTI, Yefi Triaji mengatakan bahwa Hasil di Vietnam ini menunjukkan progress peningkatan yang signifikan dari para atlet.

“Dari kejuaraan Universiade  dan kejuaraan di Korea beberapa waktu yang lalu kita memang melakukan evaluasi. Hasil ini membuat saya senang karena progress perkembangan para atlet terlihat meningkat.  Tapi jujur saya masih belum puas, karena ada beberapa catatan penting yang harus menjadi bahan evaluasi.” Tegas Yefi.

Menurutnya, secara teknis, atlet yang turun di kejuaraan Asia ini bermain bagus. Mereka rata-rata dapat bersaing ketat dengan lawan-lawan mereka. Bahkan jika melihat penampilan khususnya atlet junior, dirinya melihat diluar perkiraan pesatnya perkembangan yang dicapai mereka. Namun demikian, Yefi menilai bahwa masih perlu pembenahan dari sisi mentalitas dan aspek non teknis lainnya yang perlu diperbaiki. Walaupun dirinya tidak mau menyebut aspek non teknis  tersebut, namun Menurutnya, masih cukup waktu untuk mempersiapkan diri dan mengejar kesiapan yang lebih matang lagi untuk menghadapi Sea Games di Manila nanti.

*) Adt

Tim nasional (timnas) taekwondo belum berhasil berbuat banyak diajang Korea Terbuka dan Universiade 2019, belum lama ini. Timnas yang berlaga di sana hanya meraih satu medali perunggu. Perunggu diraih oleh tim poomsae beregu putra yang diperkuat Abdul Rahman Darwin, I Kadek Dwipayana, dan Muhammad Abdurrahman Wahyu. 

Salah satu pelatih timnas, Taufik Krisna Nugraha, menyebut kurangnya waktu persiapan dan  jam terbang atlet sebagai salah satu  sebab hasil yang diraih tersebut. Ajang kompetitif terakhir yang diikuti oleh para taekwondoin Indonesia adalah Asian Games XVIII/2018.

Dengan kata lain, nyaris setahun tak berlaga. “Terlalu lama tak bertanding, jadi wajar jika atlet belum bagus di Universiade maupun Korea Terbuka. Setidaknya, ini bisa jadi acuan kelemahan,” kata Taufik

Taufik pun membandingkan Indonesia dengan beberapa pesaing di SEA Games XXX/2019 seperti Thailand dan Filipina. Negeri Gajah Putih bahkan menyertakan atletnya pada lima kejuaraan usai tampil dalam Asian Games 2018.

mikian pula dengan Filipina yang akan berstatus tuan rumah. “Mereka sangat serius. Apalagi, Filipina, yang akan menjadi tuan rumah SEA Games 2019. Sudah tentu mereka tak ingin dipermalukan di negaranya sendiri,” tutur Taufik.

Di sisi lain, masih banyak kelemahan yang dimiliki oleh taekwondoin Indonesia jelang tampil dalam pesta olahraga se-Asia Tenggara. Salah satunya penyakit demam panggung karena Merah Putih membidik target tinggi di Filipina.

Ketahanan otot juga wajib diperbaiki karena atlet-atletnya kerap kedodoran di tengah laga. “Para pemain juga tak siap menghadapi lawan yang karakternya beda dengan mereka. Ini tak boleh terjadi di SEA Games 2019 nanti,” katanya.

Bulan depan, Indonesia akan mengkuti Kejuaraan Asia Taekwondo di Vietnam. Yang perlu diingat, lawan-lawan di SEA Games 2019 juga akan turun hingga hasil dalam ajang tersebut bisa menjadi tolok ukur peta persaingan nanti.

Jika prestasi Indonesia jauh tertinggal dari negara Asia Tenggara lain, tentu jadi sinyal bahaya. Oleh karenanya, Taufik menyatakan, anak didiknya wajib tampil maksimal. Ia pun berharap Mariska Halinda dan kawan-kawan bisa raih medali.

“Kami akan memanfaatkan Kejuaraan Asia untuk memantau kekuatan lawan. Tapi, medali, menurut saya wajib didapat karena kalau gagal akan kurang baik dalam persiapan menuju SEA Games 2019,” Taufik menambahkan.

Usai berpetualang di Kejuaraan Asia, Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) akan mengirim para taekwondoin untuk pemusatan latihan (TC) di Korea Selatan (Korsel). “Semua akan disempurnakan di Korsel,” katanya.

Utusan Organisasi Taekwondo Dunia Kukkiwon Headquarters berkesempatan mengunjungi Indonesia (14/5). Kunjungan tersebut selain merupakan balasan kunjungan Ketua Umum PBTI beberapa waktu lalu ke organisasi tersebut di Korea, kunjungan ini juga merupakan tindak lanjut dari hasil kesepakatan dengan PBTI. Utusan Kukkiwon terdiri dari Mr. Oh Il Nam, Mr. Kim dan Mrs. Um Cholong. Direncanakan tim akan berada di Indonesia selama 3 hari untuk mematangkan beberapa komitmen dan persiapan terkait kegiatan Kukkiwon yang rencananya akan dilaksanakan di Indonesia. Antara lain menggelar kegiatan diklat Wasit Hanmadang dan kejuaraan Internasional Hanmadang di Jakarta yang direncanakan akan dilaksanakan Oktober 2019 mendatang.

Menurut Ketua Harian PBTI, Anthony M. Siregar, kehadiran utusan Kukkiwon menindaklanjuti pertemuan di Korea beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan bulan lalu itu, PBTI telah menyepakati prinsip-prinsip kerjasama antara lain, tentang pengakuan UKT DAN 7 yang bisa dilakukan di Indonesia, pengadaan kejuaraan Internasional Hanmadang di Indonesia dan pelatihan internasional Master di Indonesia dan otoritas UKT DAN oleh PBTI

“Terkait dengan sejumlah komitmen tersebut, kunjungan tim Kukkiwon kali ini mengagendakan finalisasi hasil MoU itu. Kerjasama akan diputuskan secara detail dalam bentuk juklak yang akan kita sepakati dan laksanakan bersama”. Ujar Anthony ketika mendampingi tim kukkiwon mengunjungi fasilitas olahraga di pelatnas taekwondo di POPKI, Cibubur.

Ditambahkan Anthony, ini adalah kesempatan terbaik PBTI untuk bisa melakukan upaya kesepakatan kerjasama yang lebih intensif dengan Kukkiwon. Hal ini menurutnya harus dimaksimalkan karena Kukkiwon juga menyadari bahwa potensi, atmosfir dan berbagai peluang terkait dengan kegiatan dan perkembangan taekwondo di Indonesia begitu sangat besar. “Dalam kerangka pemikiran itu, kerjasama dengan mereka harus kita maksimalkan” Tegas Anthony.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan, kepelatihan dan Pengembangan Organisasi (Diklatbang) PBTI, Indra Mulia Arie Zuhri mengatakan kehadiran tim Kukkiwon tersebut juga berkaitan dengan kesepakatan tentang penyelenggaraan Diklat. Melalui Bidang DIklatbang, PBTI akan merespons dan menindaklanjuti kesepakatan bersama Kukkiwon dengan merencanakan Diklat  khusus wasit Hanmadang yang kemungkinan akan dilaksanakan sebelum pelaksanaan Pra PON September mendatang, termasuk menggelar UKT High DAN di Indonesia. Lebih lanjut Master Indra Mengatakan bahwa, penyelenggaraan diklat khusus wasit Hanmadang memang sangat diperlukan, karena peraturan penilaian kejuaraan yang diselenggaraan oleh Kukiwon, berbeda dengan yang diselenggarakan oleh WT, dan wasit Indonesia belum memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman terlibat dalam memimpin pertandingan di kejuaraan Hanmadang itu.

“Pelaksanaan Diklat kemungkinan akan dilaksanakan selama 3 hari khusus diklat Hanmadang dan 1 hari untuk penyegaran wasit terkait peraturan terbaru yang hasil diklat di Malaysia beberapa waktu lalu, melakukan UKT High DAN termasuk UKT ke DAN 7 ”. Ujar Master Indra.

Master Indra berharap Support Kukkiwon terhadap taekwondo Indonesia ini dapat berdampak positif bagi peningkatan kualitas pelatih dan wasit Taekwondo Indonesia. Menurutnya, bagaimanapun legitimasi pelatih dan wasit dalam bentuk linsensi yang diakui kompetensinya oleh lembaga yang khusus menerbitkan sertifikasi, menjadi motivasi dan semangat bagi para praktisi taekwondo Indonesia untuk terus berusaha memberikan yang terbaik bagi prestasi taekwondo Indonesia di masa yang akan datang. Apalagi menurut master Indra utusan Kukkiwon kali ini didampingi salah satu pejabatnya yang khusus membidani masalah pendidikan, yakni Mr. Oh Il Nam.  

Seperti diketahui Oh Il Nam adalah salah satu pelatih nasional Indonesia terlama dan berpengaruh di Indonesia. Beliau adalah salah satu pelatih yang ikut memberikan konstruksi bagi arah perkembangan taekwondo Indonesia.

“Keberadaan Mr. Oh Il Nam di Kukkiwon harus menjadi peluang yang harus di aktualisasikan oleh PBTI, karena dia tahu betul karakter dan potensi Atlet kita. Baik itu kekuatan maupun kelemahannya. Apalagi dirinya juga ikut terlibat memberikan catatan evaluasi terhadap atlet kita yang sebelum dan ketika turun di Asian Games 2018 waktu itu.” Ungkap Master Indra.

*) AT/HUMAS/PBTI

Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Letjen TNI (Purn) H. Thamrin Marzuki didampingi Ketua Harian, Ir. M. Anthony Musa Siregar, SH, MKn melakukan kunjungan ke Badan dunia Taekwondo Kukkiwon Hq di distrik Gangnam-Gu, Seoul, Korea Selatan (5/7). Selain sebagai kunjungan resmi untuk melaporkan selaku Ketua Umum PBTI yang baru menggantikan Ketua Umum PBTI sebelumnya, Bapak Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, kunjungan kali ini juga dilakukan dalam rangka meningkatkan kerjasama yang sudah terjalin selama ini antara PBTI dengan Kukkiwon. Khususnya terkait dengan upaya PBTI untuk lebih meningkatkan kemampuan para praktisi taekwondo dalam mengembangan pembinaan dan prestasi taekwondo Indonesia.

President Kukkiwon Mr. Choi Young Ryul menyambut baik kunjungan ketua Umum PBTI tersebut dan berjanji kedepan untuk memprioritaskan program-program Kukkiwon untuk kemajuan taekwondo Indonesia. Hal tersebut menjadi komitmennya Karena dirinya mengetahui bahwa potensi perkembangan dan prestasi taekwondo Indonesia yang semakin baik. Oleh karenanya, program pembinaan kepada para intruktur terkait pengetahuan dan kompetensinya dalam membina dan mengembangan prestasi tersebut, perlu didukung seoptimal mungkin.  

Dalam pertemuannya dengan Ketua Umum PBTI, telah disepakati beberapa komitmen penting antara lain, tentang pengakuan UKT DAN 7 yang bisa dilakukan di Indonesia, bantuan pengadaan kejuaraan Internasional Hanmadang di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 2019 mendatang, pelatihan internasional Master di Indonesia dan otoritas UKT DAN oleh PBTI, yang berarti hanya PBTI sebagai pemegang otorits penyelenggara UKT DAN di Indonesia.

Selain menyepakati beberapa agenda kerjasama yang telah disebutkan diatas, dalam kesempatan kunjungan tersebut, Ketua Umum PBTI juga mendapat apresiasi menerima Honorary DAN 7 oleh presiden Kukkiwon Mr. Choi Young Ryul karena dianggap sebagai salah satu tokoh yang berjasa mengembangan atmosfir, pembinaan dan pengembangan taekwondo ketika dirinya menjabat Ketua Pengprov TI Sulteng dan dianggap sebagai salah satu tokoh yang ikut berjasa mengembangankan atmosfir taekwondo di Indonesia bersama tokoh-tokoh dari negara Asia lainnya.

Seperti diketahui,  Kukkiwon adalah organisasi Badan Taekwondo dunia selain World Taekwondo yang khusus berfungsi sebagai badan yang menerbitkan peringkat taekwondo dan (gelar sabuk hitam) promosi dan sertifikasi. Selain itu, organisasi Kukkiwon juga dipercaya oleh Departemen Kebudayaan Korea dan Olahraga untuk mengurusi soal program instruktur bagi para praktisi taekwondo di seluruh dunia. Organisasi tersebut berperan sebagai organisasi yang melakukan penelitian dan seminar pengajaran, atau yang para praktisi taekwondo menyebutnya sebagai rumah bagi World Taekwondo Academy, yang mengeluarkan semua linsensi tentang penyelenggaraan pendidikan, kepelatihan dan sertifikasi kepemimpinan – Master Taekwondo di seluruh dunia.

*) Andi Trinanda

Ketua Umum PBTI Letjen TNI (Purn) H. Thamrin Marzuki Menerima DAN Kehormatan sebagai salah satu pemimpin terkemuka Taekwondo Asia.

Beliau juga menyampaikan kesan dan pesannya dalam Kejuaraan Internasional Taekwondo Chuncheon, Korea 2019.

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada tanggal 3 – 12 Juni 2019 berlangsung Seri Grand Prix Taekwondo Dunia dan untuk pertama kalinya Grand Prix Poomsae di pertandingkan di Foro Italico Arena, Roma, Italia.  World Taekwondo Grand Prix 2019 ini diikuti sebanyak 255 atlet taekwondo berperingkat tertinggi di dunia dari 53 negara di empat kategori kelas putra dan empat kelas putri olimpiade. Para atlet yang hadir di ajang ini juga termasuk empat peraih medali emas dari Kejuaraan Taekwondo Dunia Manchester 2019 bulan Mei 2019 lalu, antara lain  Simone Alessio dari Italia, Jang Jun dari Korea Selatan, Jade Jones dari Inggris dan Jingyu Wu dari Cina.

Menurut Presiden Taekwondo dunia (World Taekwondo) Choue Chung-won, Grand Prix Poomsae perdana akan didemonstrasikan bersamaan dengan Grand Prix Roma 2019. Menurutnya, di ikutsertakannya Poomsae di Kejuaraan Dunia Taekwondo Grand Prix ini juga adalah untuk memperluas konsep Grand Prix dan sebagai bagian dari komitmen World Taekwondo (WT) untuk berinovasi dan mengembangkan olahraga taekwondo untuk kepentingan atlet dan penggemarnya.

Presiden Taekwondo Dunia Choue Chung-won mengatakan: “Kami sangat senang karena Grand Prix Dunia Taekwondo kali ini terasa lebih dipenuhi drama, kegembiraan dan banyaknya aksi-aksi spektakuler, terutama dari para tlet yang bertandung di kategori poomsae.” Ujarnya.

Lebih lanjut Choe juga menambahkan bahwa “Taekwondo sangat populer di Italia dan dirinya tidak ragu bahwa orang-orang Roma akan kembali ke arena untuk menciptakan suasana fantastis bagi para atlet elit taekwondo di berbagai negara. Apalagi menjadi lebih baik tahun ini karena karena WT juga menyelenggarakan Grand Prix Poomsae perdana yang akan menampilkan yang terbaik dari disiplin non-Olimpiade.” Katanya.

Keikusertaan Taekwondo Indonesia

Grand Prix Dunia Taekwondo terus berkembang seiring dengan perkembangan dan peraturan baru dalam taekwondo sejak pertama kalinya kejuaran ini di gelar pada Desember 2013 lalu dan telah dengan kuat memantapkan pengaruhnya sebagai kejuaraan resmi yang paling bergengsi sebagai bagian inti dari kalender olahraga World Taekwondo.

Taekwondo Indonesia di ajang ajang World Taekwondo Grand Prix  2019 kali ini memang tidak mengirimkan atletnya di nomor kyorugi. Namun Taekwonedo Indonesia engirim atletnya atas nama Eman yang turun di kategori freestyle poomsae dan seorang wasit Internasional (International Referee) atas nama Ina Febriana Sari.  

Menurut Ina Febriana Sari, walaupun atlet kita belum dapat berbicara banyak di ajang tersebut, namun tentu saja sangat bermanfaat untuk menimba pengalaman internasionalnya.  Selain itu, tentu saja partisipasi atlet dan wasit asal Indonesia menjadi catatan penting bagi Taekwondo Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena baru pertama kalinya poomsae masuk di kategori nomor yang dipertandingkan di Grand Prix ini. Menjadi istimewa menurut Ina karena bagi taekwondo Indonesia, wasit internasional yang terpilih memimpin pertandingan di ajang Grand Prix ini adalah wasit yang dinilai 10 besar terbaik di dunia, dan Indonesia terpilih menjadi salah satunya  yang diwakili oleh Ina Febriana Sari.

“Poomsae Grand Prix adalah ajang poomsae untuk bisa masuk di Olympic setelah Asian Games. Dan Indonesia diwakili oleh 1 atletnya di nomor freestyle. Untuk peserta poomsae Grand Prix adalah hanya undangan yang masuk 8 besar dunia hasil dari kejuaraan dunia poomsae di China Taipe.” Ujar Ina.

Seperti diketahui, Grand Prix Kyorugi adalah suatu seleksi tertinggi atlet kelas dunia yang akan tampil diajang Olympiade, dan hasilnya dapat menentukan Tingkatan Rangking Dunia. Sementara untuk Poomsae Grand Prix adalah suatu ajang Ujicoba FreeStyle Poomsae untuk masuk eksibisi dalam Olympiade yang akan datang. Jadi ini adalah sejarah karena Poomsae ajang ini adalah event pertama Poomsae di dalam World Taekwondo Grand Prix.  

Wasit Internasional (IR) yang terlibat memimpin pertandingan di ajang World Taekwondo Grand Prix untuk kategori Kyorugi sebanyak 34 wasit yang merupakan hasil seleksi wasit olimpiade yang terpilih di Wuxi - China beberapa waktu yang lalu untuk  ajang Olympiade Tokyo 2020. Sementara untuk wasit Internasional yang memimpin kategori poomsae terpilih hanya Top 10 Wasit Internasional Poomsae dari segala penjuru dunia, yaitu; Korea, Netherland, Canada, Australia, Indonesia, Thailand, Lebanon, Croasia, Japan dan USA.

*) A. Trinanda

World Taekwondo (WT) mengundang sebanyak 140 Wasit Internasional terbaik dari segala penjuru dunia untuk mengikuti seleksi dan pelatihan untuk persiapan mereka bertugas di Paralimpic Games, di Tokyo Jepang 2020 mendatang. Paralimpic Games adalah pesta olahraga olimpiade yang diperuntukkan bagi para atlet yang berkebutuhan khusus. Kegiatan yang diberi nama “2020 Tokyo Paralympic Games International Referee Selection & Training Camp” ini berlangsung pada tanggal 27 – 29 Mei 2019 lalu di Moscow, Rusia.

PBTI mengirim salah satu International Referee (IR) terbaiknya Ina Febriana Sari Hard Putri. Selain memiliki lisensi sebagai wasit Internasional, Ina adalah pemegang DAN tertinggi wanita di Indonesia . Selain pemegang DAN VIII Kukkiwon, saat ini Ina menjabat sebagai ketua komisi kepelatihan PBTI. Dirinya menjabat sejak periode kepengurusan Ketua Umum PBTI Bapak Marciano Norman 2014 – 2019, dan saat ini menjabat diposisi yang sama di era kepengurusan Ketua Umum PBTI yang dipimpin Bapak M. Thamrin Marzuki 2019 – 2023..

Keikutsertaan Ina Febriana Sari merupakan undangan World Taekwondo (WT) yang telah menyeleksi para IR berdasarkan hasil monitoring kinerja dan kompetensi IR diseluruh dunia. Menurut Ina Febriana, para wasit internasional hanya diundang oleh WT yang berbasis dari referee Commite & World Taekwondo Sport.

WT tidak main-main dalam mengirimkan undangan ke negara yang menjadi member WT. Sama dengan kualifikasi wasit yang akan berlaga di Olimpiade, di ajang Paralimpic Games ini, WT hanya menugaskan mereka yang sangat berpengalaman dan berkinerja baik sebagai wasit Internasional.

Menurut Ina, selain di undang secara khusus oleh WT Sport Department, mereka yang dundang adalah yang memiliki lisensi PARA, pernah mengikuti Para Refresher Course tahun 2018/2019, mengikuti Kejuaraan Dunia Para 2018/2019 dan wasit internasional yang memiliki skill Bahasa Inggris yang sangat baik

“Undangan dari WT memang dasarnya atas penilaian lembaga tersebut terkait dengan kompetensi dari hasil monitoring, pemetaan dan kinerja wasit Internasional yang dimiliki World Taekwondo” Ujar Ina.

Program seleksi dan training camp kali ini, akan memilih Wasit Terbaik sejumlah 50 orang dari 5 benua yang tergabung menjadi, Pan America sebanyak 10 wasit, Eropa, sebanyak 16 wasit, AFrika sebanyak 6 wasit, Asia & Oceania sebanyak 18 wasit.. Dari 50 wasit internasional tersebut, mereka akan akan dipilih untuk menjadi Center Referee (Wasit Tengah), Corner Judge (Wasit Pinggir) dan Review Jury (Penentu Keputusan Final)

Seperti diketahui wasit internasional yang bertugas di ajang kejuaraan bertaraf internasional harus memiliki tiga kriteria yang distandarisasi dengan memiliki sertifikat (Lisences) yakni Wasit Internasional Kyorugi (Sparring/Tarung), Wasit Internasional Poomsae ( Art/Seni beladiri) dan Wasit Internasional Para (Berkebutuhan Khusus).

Diajang Paralympic Games, Tokyo 2020, cabang olahraga Taekwondo adalah cabang olahraga yang pertama kali diikutsertakan dalam olahraga terbesar dunia yaitu olimpiade yang diperuntukan bagi para atlet yang berkebutuhan khusus. Untuk kualifikasi Paragames cabor taekwodo terbagi dalam 4 Klasifikasi kelas kategori, yaitu kelas kategori yang disebut K40 (K=Kyorugi) dan terdiri dari, K41 (tanpa kedua belah tangan sampai bahu), K42 (tanpa kedua belah tangan sampai siku), K43 (tanpa kedua belah tangan sampai pergelangan tangan) dan K44 (hanya memiliki satu tangan atau hanya satu yang berfungsi). Namun kali ini yang akan dipertandingkan di Tokyo Paralympic Games, 2020 hanya 2 (dua) kelas kategori yaitu Kelas K 43 dan Kelas K 44

Dari 140 wasit Internasional yang akan bertugas nanti, Dipastikan wasit asal Indonesia, Ina Febriana Sari akan menjadi bagian dari 50 wasit yang akan bertugas di Paralimpic Games.

Selama dua hari pelatihan, peserta dihadapkan pada jadwal dan materi yang padat, yang membahas tentang, Competition Rules / Review / Hand Signal, Scoring Criteria / Simulation, Penalty, Emergency Situation, Ethics, Practical dan tes evaluasi yang terdiri dari Management Test, Written Test Games, Scoring Test, IVR Test & English Oral Test.

 

*) A. Trinanda

 

Senayan Trade Centre (STC),
Senayan, Lantai 3 No.173B,
Jalan Asia Afrika. Jakarta Selatan
Telp: 021-29407769

Email: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Cari

Peta Kantor PBTI